
Menlu RI: ASEAN Harus Kompak Hadapi Myanmar, Laut China Selatan, dan Kejahatan Siber
Penulis: Fityan
TVRINews – Kuala Lumpur, Malaysia
Sugiono tegaskan pentingnya tanggung jawab kolektif ASEAN untuk menjaga stabilitas kawasan di tengah konflik Myanmar, ketegangan Laut China Selatan, dan maraknya kejahatan transnasional.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa ASEAN memiliki tanggung jawab kolektif untuk memastikan Asia Tenggara tetap menjadi kawasan yang tangguh, kohesif, dan proaktif di tengah gejolak geopolitik global. Hal ini disampaikannya dalam ASEAN Foreign Ministers’ Retreat (AMM Retreat) yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.
"ASEAN harus menjaga kekompakan menghadapi tantangan kawasan, mulai dari krisis Myanmar, konflik di Laut China Selatan, hingga maraknya kejahatan transnasional seperti online scams dan perdagangan orang," ujar Sugiono dalam keterangan pers yang dirilis Kemlu RI, Kamis (10/7).
Fokus pada Krisis Myanmar dan Laut China Selatan:
Terkait krisis Myanmar yang tak kunjung reda, Sugiono kembali menegaskan bahwa Konsensus Lima Poin (Five-Point Consensus/5PC) masih menjadi panduan utama ASEAN untuk menekan kekerasan dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke warga sipil.
"Penghentian kekerasan harus segera dilakukan. Distribusi bantuan kemanusiaan tidak bisa ditunda lagi," tegasnya.
Sementara itu, pembahasan mengenai Code of Conduct (CoC) di Laut China Selatan mendapat perhatian dalam pertemuan tersebut. Sugiono menyambut baik kemajuan dalam negosiasi CoC yang bertujuan menjaga stabilitas dan keamanan maritim di kawasan yang selama ini menjadi titik panas geopolitik Asia.
"ASEAN harus tetap konsisten menyelesaikan CoC secara efektif dan substantif," ujarnya.
Kejahatan Siber dan Perlindungan Warga Jadi Sorotan
Dalam kesempatan yang sama, Sugiono juga menyoroti peningkatan kejahatan transnasional, terutama penipuan daring (online scams) yang telah memicu kasus perdagangan orang dan narkotika di Asia Tenggara. Ia menilai, kerja sama kawasan perlu diperkuat agar kejahatan digital lintas batas ini tidak terus berkembang.
Tak hanya itu, perlindungan terhadap warga ASEAN yang berada di wilayah konflik juga menjadi perhatian. Sugiono mendorong implementasi nyata atas pedoman pemberian bantuan darurat oleh misi diplomatik ASEAN untuk melindungi warganya yang terdampak krisis internasional.
“Di tengah ketidakpastian global, perlindungan terhadap warga ASEAN di luar negeri harus jadi prioritas bersama,” tandas Sugiono.
Melalui momentum AMM Retreat ini, Indonesia menegaskan bahwa kekompakan dan kesiapsiagaan ASEAN menjadi kunci untuk menjaga kawasan tetap damai dan stabil di tengah gelombang konflik dunia.
Baca juga: Dituntut 7 Tahun Penjara, Hasto Kristiyanto Bacakan Pledoi Hari Ini
Editor: Redaksi TVRINews