
Foto: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (TVRINews/Lidya Thalia)
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap empat penyakit kronis yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Keempatnya dikenal sebagai silent killers karena sering tidak terdeteksi hingga mencapai tahap yang fatal.
“Penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia, ranking nomor satu adalah stroke. Saya yakin pasti ada saudara yang pernah kena stroke. Itu pembunuh nomor satu,” ujar Budi, Sabtu, 17 Mei 2025.
Mengutip data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.
Stroke tidak hanya menyebabkan kelumpuhan atau gangguan bicara, tetapi juga mengakibatkan kematian sel otak dalam jumlah besar, sekitar 1,9 juta sel per menit.
Di posisi kedua adalah penyakit jantung, mulai dari jantung koroner hingga hipertensi. Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 250 ribu kematian per tahun akibat penyakit ini.
“Nomor dua, jantung. Kita pasti punya saudara, teman, atau orang tua yang pernah kena jantung,” kata Budi.
Selanjutnya, kanker berada di peringkat ketiga. Menkes bahkan mengungkap pengalaman pribadinya saat kedua orang tuanya berjuang melawan penyakit ini.
“Nomor tiga, kanker. Ibu saya kena kanker, stroke, dan ginjal. Bapak saya juga meninggal karena kanker,” ucap Budi.
Penyakit ginjal kronis menempati posisi keempat. Meskipun tidak membunuh secara instan, kerusakan ginjal berlangsung perlahan dan bisa menyebabkan ketergantungan pada cuci darah atau transplantasi.
“Ginjal itu rusaknya pelan-pelan. Bisa 4–5 tahun. Bukan hari ini sakit, besok meninggal. Tapi perlahan-lahan merusak organ tubuh kita,” kata Budi.
Keempat penyakit tersebut umumnya dapat dicegah dengan pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, dan deteksi dini.
Budi menekankan pentingnya pergeseran paradigma sistem kesehatan dari kuratif ke preventif.
“Jangan tunggu sakit dulu baru ke rumah sakit. Cegah lebih awal, periksa rutin, dan ubah gaya hidup,” tutur Budi.
Dengan gaya hidup modern yang penuh tekanan dan kurang gerak, risiko penyakit kronis memang meningkat.
Namun, kesadaran dan pencegahan dini menjadi kunci untuk menurunkan angka kematian akibat silent killers ini.
Baca Juga: Menteri PKP Minta Kepala Daerah Tak Hambat Program Perumahan
Editor: Redaksi TVRINews
