Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Presiden RI, Prabowo Subianto menyampaikan refleksi mendalam mengenai pengalaman dan pengaruh besar Angkatan 1945 dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kepala Negara mengaku merasa beruntung karena pernah merasakan langsung didikan dan kepemimpinan generasi tersebut.
Hal itu disampaikan dalam pidato sambutannya saat menghadiri acara Halal Bihalal bersama Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) dan Keluarga Besar TNI/Polri yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta pada Selasa 6 Mei 2025.
"Terimakasih atas kehormatan yang diberikan kepada saya untuk hadir pada acara ini. Saudara-saudara sekalian kita sebagai purnawirawan diajarkan bahwa begitu kita menjadi prajurit hidup kita, jiwa kita sesungguhnya sudah bukan milik kita sendiri lagi. Jiwa dan raga kita sudah kita persembahan kepada negara, bangsa dan rakyat kita. Itu pelajaran yang melekat dihati saya sebagai prajurit muda," ucap Kepala Negara.
"Terus terang saja, saya dan kawan-kawan merasa sangat beruntung. Kami sempat digembleng langsung dan merasakan kepemimpinan dari Angkatan '45," sambungnya.
Ia menekankan bahwa Angkatan '45 tidak hanya terdiri dari kalangan militer seperti tentara dan polisi, namun juga mencakup berbagai elemen masyarakat yang turut memperjuangkan kemerdekaan, baik yang bersenjata maupun tidak. Mereka memiliki semangat perjuangan dan ciri khas yang kuat, khususnya dalam hal patriotisme dan keberanian.
"Angkatan ini memiliki karakter yang sangat khas—patriotisme yang menyala, cinta tanah air yang luar biasa, dan kepercayaan diri tinggi. Mereka adalah generasi yang berani menghadapi kekuatan adikuasa seperti Jepang, Inggris, hingga Belanda pada masanya," jelasnya.
Ia mencontohkan bagaimana tokoh-tokoh muda seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman yang diangkat sebagai panglima di usia 29 tahun, serta Ignasius Slamet Riyadi yang menjadi komandan brigade di usia 22 tahun. Banyak dari mereka gugur dalam usia yang sangat muda.
Dalam kenangannya, ia menyebut bahwa sejak kecil sudah diajak oleh keluarganya untuk mengenang para pahlawan di makam para pejuang. “Ini pamanmu gugur di usia 21 tahun. Ini pamanmu yang lain gugur sebagai kadet di usia 16 tahun,” katanya mengenang.
Namun, ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa saat ini yang dinilainya tidak mencerminkan semangat pengorbanan para pendahulu.
"Kita lihat, negara yang dibangun dengan darah, keringat, dan air mata ribuan pemuda-pemudi, sekarang seperti ini. Kekayaan bangsa tidak dirasakan oleh rakyat kebanyakan. Banyak senior-senior saya, para jenderal dan komandan, setelah pensiun hidupnya susah, rumah pun masih kontrak," ungkapnya.
Ia menambahkan, berbagai tantangan seperti kerusuhan, perang saudara, konflik suku dan agama, hingga ketidakpastian politik, membuatnya merasa ada yang tidak beres dengan arah perjalanan bangsa.
"Ada sesuatu yang salah. Setiap kali kita ingin maju, selalu ada gangguan. Ini harus menjadi bahan renungan kita bersama,” pungkasnya.
Baca Juga: Plt Dirjen Hubdat Kemenhub Bahas Potensi Insentif Kendaraan dan Penertiban ODOL
Editor: Redaktur TVRINews
