
Di Forum ICI 2025, Presiden Prabowo Soroti 'Keberhasilan Tim' Sebagai Bagian Dari Strategi Nasional
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pentingnya keberanian, efisiensi, dan kolaborasi dalam pembangunan bangsa. Dalam Pidato yang disampaikan pada forum International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 Presiden menyoroti keberhasilan timnya dan pentingnya memilih pemimpin serta menteri terbaik sebagai bagian dari strategi nasional.
"Salah satu kunci kepemimpinan yang saya pelajari adalah pilihlah tim terbaik. Kalau kita bikin tim sepak bola, ya pilih yang terbaik. Minimal, kalau belum berhasil, kita sudah berusaha," ujarnya.
Presiden mengapresiasi sambutan Menko Infrastruktur yang menurutnya sudah menyampaikan semua poin penting yang ingin ia sampaikan. Ia menilai bahwa komunikasi singkat namun efektif dengan para pihak yang membantunya didalam pemerintahan menunjukkan tingkat pemahaman dan kinerja yang baik.
“Kita tidak takut menghadapi hambatan, ancaman, atau kesulitan. Kita hadapi dengan cepat dan cari solusinya dengan cepat juga,” tegas Presiden.
Presiden juga mengangkat isu global yang menjadi perhatian utama: krisis pangan, energi, dan air. Ia menyebutkan bahwa prediksi PBB tentang krisis global kini menjadi kenyataan, dengan ratusan juta orang di dunia mengalami kelaparan.
“Banyak negara kesulitan menghasilkan pangan. Kita bersyukur Indonesia dianugerahi kekayaan luar biasa—lahan subur, air melimpah, serta kekayaan alam di darat, laut, dan bawah tanah,” ujarnya.
Namun ia juga mengakui bahwa bangsa ini masih memiliki kelemahan dalam menjaga kekayaan tersebut.
“Kurang tegas, kurang berani, kurang disiplin. Terlalu banyak kekayaan Indonesia yang tidak sampai ke rakyat Indonesia,” tambahnya dengan nada tegas.
Presiden menekankan pentingnya efisiensi dan penghematan dalam tata kelola anggaran negara agar sumber daya dapat dialihkan ke sektor-sektor vital seperti pangan dan energi.
Ia juga secara terbuka mengapresiasi kontribusi pemerintahan sebelumnya, termasuk masa transisi dari Presiden Joko Widodo yang dinilainya memberi fondasi kuat bagi percepatan pembangunan saat ini.
“Kita harus berani mengakui kebaikan dan keberhasilan pemerintah sebelum kita. Semua pembangunan tidak jatuh dari langit, tapi dibangun langkah demi langkah, dengan keringat, darah, dan air mata,” ujarnya.
Presiden menyampaikan capaian besar di sektor pangan. Produksi beras dan jagung saat ini mencapai angka tertinggi dalam sejarah Indonesia. Bahkan, beberapa wilayah mengalami peningkatan produksi beras hingga 48 persen di kuartal pertama 2025.
“Yang biasanya hanya 3-4 ton gabah per hektare, sekarang 6-8 ton. Bahkan beberapa daerah sudah panen 4 kali dalam setahun. Ini prestasi dunia,” kata Presiden.
Ia juga mengkritisi tumpang tindih regulasi yang selama ini menghambat distribusi pupuk bersubsidi ke petani. Disebutkan bahwa sebelumnya ada hingga 145 aturan yang harus dilalui hanya untuk distribusi dari pabrik ke petani.
"Kita harus deregulasi. Terlalu banyak aturan yang justru kita bikin sendiri dan menghambat kita sendiri,” pungkasnya.
Baca Juga: Menteri PKP: Rumah Subsidi Harus Berkualitas
Editor: Redaktur TVRINews