
Rob Ancam NTB 11 Hari, BMKG Peringatkan Warga Pesisir Lombok dan Sumbawa
Penulis: Fityan
TVRINews – Mataram, NTB
Fenomena bulan purnama 10 Juli picu pasang maksimum hingga 1,9 meter 292 desa rawan terdampak banjir rob
Warga pesisir di Nusa Tenggara Barat (NTB) diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob yang diprediksi berlangsung selama 11 hari, mulai 5 hingga 16 Juli 2025. Imbauan ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seiring terjadinya fase bulan purnama pada 10 Juli yang berpotensi meningkatkan pasang air laut secara signifikan.
“Tinggi gelombang berkisar antara 0,1 hingga 2,5 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,9 meter,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi, dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Sabtu (5/7),
Satria menyebut, banjir rob berpotensi melanda dua pulau besar di NTB, yaitu Lombok dan Sumbawa. Sejumlah daerah rawan di Pulau Lombok meliputi Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, hingga Labuhan Lombok. Sementara itu, di Pulau Sumbawa, kawasan terdampak meliputi Labuhan Badas, Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, hingga Sape dan Hu’u.
“Waktu pasang tertinggi diperkirakan terjadi di Lembar pada pukul 08.00 hingga 13.00 WITA, sedangkan di Sape berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WITA,” jelasnya.
BMKG juga mencatat bahwa selama periode ini, kondisi cuaca diperkirakan cerah berawan hingga hujan ringan dengan arah angin dominan dari timur menuju barat daya berkecepatan 5-25 knot.
Sebagai provinsi kepulauan, NTB memiliki 292 desa dan kelurahan yang langsung berbatasan dengan laut setara 25% dari total wilayah administratif. Kabupaten Bima menjadi daerah paling rawan, dengan 68 desa di pesisir, diikuti Kabupaten Sumbawa (63 desa), dan Lombok Timur (44 desa).
“Masyarakat di pesisir, bantaran sungai, dan dataran rendah harus mewaspadai dampak banjir rob, terutama saat air laut pasang maksimum,” pungkas Satria.
BMKG mengimbau nelayan, pelaku usaha pesisir, serta aparat desa dan BPBD untuk terus memantau informasi terkini agar bisa mengambil langkah mitigasi lebih cepat dan tepat.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga:
KNKT Selidiki Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Fokus Awal pada Data Perjalanan dan Komunikasi |
Editor: Redaksi TVRINews