
Foto: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (ketiga dari kanan) (TVRINews/Krisafika Taraisya)
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti penerapan teknologi konstruksi canggih dalam pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Hal itu disampaikan usai meninjau langsung progres fase lanjutan dari Stasiun Thamrin menuju Stasiun Monas, Senin, 26 Mei 2025.
Salah satu teknologi utama yang diterapkan adalah diaphragm wall atau dinding diafragma. Struktur ini memiliki ketebalan sekitar satu meter dan berfungsi sebagai pelindung agar gedung-gedung yang berdiri di atas permukaan tanah tidak terdampak oleh aktivitas pengeboran dan pembangunan terowongan MRT yang berada di bawah tanah.
“Ini yang berfungsi menjaga agar gedung-gedung yang sudah ada di atas permukaan tanah juga tidak terganggu, terdampak oleh pembangunan rel ataupun stasiun MRT ini,” kata AHY di Monas, Senin, 26 Mei 2025.
Selain itu, terowongan MRT fase ini dibangun pada kedalaman sekitar 19 meter dengan diameter tabung dalam 6 meter, sedangkan bagian luarnya mencapai 6,9 meter.
Menurut AHY, metode ini tidak hanya menjamin keselamatan struktur di atas, tetapi juga memastikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat yang kelak akan menggunakan MRT.
"Dengan demikian lebih aman dan nyaman untuk semuanya," ucapnya.
Baca Juga: MRT Jakarta Didanai Hibah 49%, Pemerintah Pusat dan JICA Terlibat
Editor: Redaksi TVRINews