Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan resmi meluncurkan Future Cities Program: UK–Indonesia Low Carbon Partnership Phase II sebagai bentuk kelanjutan dari kemitraan strategis dengan Pemerintah Inggris dalam mendorong transisi transportasi rendah emisi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program UK Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT) yang diluncurkan di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Program fase kedua ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan Future Cities Phase I yang telah dimulai sejak 2022. Fase pertama telah memberikan dampak positif dalam mendorong sistem transportasi rendah karbon di berbagai kota besar di Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Djarot Tri Wardhono, menyatakan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar kelanjutan program, melainkan langkah strategis dalam menghadapi tantangan mobilitas urban dan perubahan iklim secara bersamaan.
“Kami melihat kolaborasi ini sebagai sinergi penting antara dua prioritas nasional: peningkatan mobilitas perkotaan dan pengendalian perubahan iklim. Kami berkomitmen mendukung transformasi sistem transportasi nasional menuju arah yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tegas Djarot.
Ia menambahkan, program ini selaras dengan arah kebijakan dalam RPJMN 2025–2029, khususnya pada pengembangan transportasi massal rendah emisi, integrasi sistem transportasi multimoda, serta percepatan adopsi kendaraan listrik di sektor angkutan umum.
Selain infrastruktur, pengembangan kompetensi sumber daya manusia menjadi salah satu fokus utama.
“Kami tidak hanya membangun sistemnya, tapi juga menyiapkan SDM yang memiliki kemampuan untuk menyusun kebijakan berbasis data, menghitung emisi secara akurat, serta merancang program transportasi nol emisi yang terencana dan terukur,” jelasnya.
Pada fase kedua ini, program akan menyasar penguatan kapasitas daerah dalam merancang dan melaksanakan transportasi berkelanjutan, khususnya di kota-kota seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Semarang, yang sedang mengembangkan sistem BRT dan jaringan kereta perkotaan.
Dalam peluncuran ini juga dipaparkan lima hasil utama dari fase pertama, yakni:
1. Pengembangan kawasan berorientasi transit dan koridor hijau;
2. Mobilitas inklusif bagi seluruh kelompok masyarakat;
3. Inovasi kebijakan transportasi rendah emisi;
4. Peningkatan mobilitas berkelanjutan di kota-kota pesisir;
5. Mendorong dekarbonisasi transportasi yang inklusif.
Minister Counsellor Development Kedutaan Besar Inggris, Ms. Amanda McLoughlin, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan fase pertama, dan menegaskan pentingnya melanjutkan kolaborasi lintas sektor dan negara.
“Kami sangat mengapresiasi pendekatan inklusif dan berbasis komunitas yang telah diterapkan. Kemitraan ini menjadi contoh konkret kontribusi Indonesia dalam transformasi global menuju sistem transportasi rendah karbon,” ujarnya.
Peluncuran ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Perhubungan Darat, Laut, dan Udara, serta mitra pelaksana dari berbagai lembaga nasional dan internasional.
Kolaborasi Indonesia–Inggris dalam program Future Cities ini kembali menegaskan komitmen kedua negara dalam menghadirkan solusi konkret atas krisis iklim melalui transformasi transportasi yang ramah lingkungan dan inklusif.
Baca Juga: Satgas Kopdes Merah Putih Targetkan 80.000 Musdesus Rampung Pekan Ini
Editor: Redaksi TVRINews
