Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III di Jalan Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Selasa, 6 Mei 2025.
Instalasi ini memiliki kapasitas 3.000 liter per detik dan menjadi salah satu fasilitas pengolahan air terbesar di Jakarta, yang dapat mengalirkan air kepada 350.000 sambungan rumah baru.
"Buaran III ini merupakan salah satu instalasi air yang cukup tinggi. Bahkan mungkin tertinggi sekarang ini," ujar Pramono, Selasa, 6 Mei 2025.
Gubernur Pramono juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur air bersih yang merata di Jakarta. Ia mengungkapkan target untuk memastikan seluruh warga Jakarta memperoleh pasokan air bersih yang memadai pada 2029.
"Sekarang ini sudah 70 persen lebih, sehingga ini menjadi tantangan bagi kita semua dan saya sudah sampaikan kepada Dirut PAM kita, jangan bergantung hanya pada satu titik," ungkap Pramono.
Selain itu, Pramono mendorong PAM Jaya untuk melakukan kemitraan strategis atau Initial Public Offering (IPO) untuk meningkatkan transparansi dan pengawasan publik.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait rencana IPO PAM Jaya dan meminta agar rencana tersebut dikaji lebih lanjut dengan melibatkan auditor internasional.
"Saya mendorong BUMD Jakarta ini, termasuk PAM Jaya, untuk melakukan aliansi strategis atau kalau memang sudah siap pada saatnya harus berani untuk IPO," tambahnya.
Pramono juga membuka kemungkinan pemanfaatan air dari IPA Buaran III untuk masyarakat luar Jakarta, seperti di Bekasi. Ia menyebut bahwa permintaan dari warga Bekasi untuk dapat mengakses air dari instalasi ini sudah mulai muncul.
Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjelaskan bahwa IPA Buaran III akan menambah cakupan layanan hingga 350.000 sambungan rumah baru, dengan prioritas distribusi air di wilayah Jakarta Timur.
Namun, sistem distribusi air PAM Jaya memungkinkan untuk memperluas jangkauan hingga Jakarta Barat.
"Pola lalu lintas air kita mirip seperti kendaraan, bisa diarahkan sesuai kebutuhan lewat valve. Tapi kita harus atur agar tekanannya tidak berlebihan agar tidak terjadi kebocoran pipa," kata Arief.
Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Indonesia Dominasi Pasar Nikel Global Capai 65 Persen
Editor: Redaktur TVRINews
