
WNA Swiss Terjatuh di Rinjani, Dievakuasi Lewat Udara
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Seorang wisatawan mancanegara asal Swiss berinisial BE berhasil dievakuasi secara aman dan cepat setelah mengalami kecelakaan saat menuruni Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Proses evakuasi udara tersebut mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran evakuasi yang turut terbantu oleh kondisi cuaca dan lokasi kejadian yang memungkinkan helikopter mendarat dengan mudah.
“Cuaca sangat mendukung dan lokasi kecelakaan berada di area terbuka yang memudahkan helikopter melakukan pendaratan. Hal ini memungkinkan proses evakuasi berjalan cepat,” kata Hariyanto dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Juli 2025.
Baca Juga: Pemprov DKI Mulai Program Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar Saat MPLS
BE dilaporkan terjatuh pada Rabu (16/7) dini hari saat melakukan perjalanan turun ke Danau Segara Anak usai melakukan pendakian ke puncak Rinjani. Ia memulai pendakian dari jalur Sembalun pada hari sebelumnya. Saat ditemukan, korban mengalami patah tulang di paha dan lengan, serta luka di kepala dan sekitar mata.
Setelah menerima laporan insiden pada pukul 11.25 WITA, tim gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Edelweis Medical Help Center (EMHC), Rinjani Squad, Basarnas, Polisi Kehutanan, dan relawan segera bergerak. Koordinasi intensif dilakukan dengan Kantor SAR Mataram dan Bali Air, sesuai permintaan asuransi pribadi korban yang menginginkan evakuasi udara.
Helikopter akhirnya berhasil mengangkat korban pada pukul 16.58 WITA dan membawanya ke BIMC Hospital Kuta, Bali, untuk penanganan medis lebih lanjut.
Hariyanto menyampaikan apresiasi atas kesigapan seluruh pihak yang terlibat dalam operasi penyelamatan ini. Ia juga menekankan bahwa insiden tersebut menjadi pengingat penting akan urgensi keselamatan dalam pariwisata.
“Kami sangat menekankan bahwa keselamatan bukan sekadar pelengkap, tapi merupakan fondasi utama dalam penyelenggaraan kegiatan wisata. Tanpa jaminan keselamatan yang memadai, potensi pariwisata tidak akan bisa berkembang secara optimal dan berkelanjutan,”jelasnya.
Sebagai bentuk komitmen, Kementerian Pariwisata telah menyiapkan sejumlah program strategis untuk meningkatkan aspek keselamatan wisata, termasuk peningkatan standar keamanan destinasi, edukasi kepada wisatawan dan pelaku usaha, serta memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi insiden serupa di masa depan.
Editor: Redaktur TVRINews