
Suhu Ekstrem di Tanah Suci, Taruna Ikrar: Jemaah dan Petugas Haji Waspada Heat Stroke
Penulis: Yosep Novriansyah
TVRINews, Makkah
Cuaca ekstrem di wilayah Arab Saudi selama musim haji 1446 H / 2025 menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. Suhu udara yang diperkirakan melampaui 45°C dinilai berisiko tinggi terhadap kesehatan jamaah, terutama kelompok rentan.
Menyikapi hal ini, anggota Delegasi Amirul Hajj Indonesia, Prof. Taruna Ikrar, mengimbau seluruh jamaah dan petugas haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman heat stroke atau sengatan panas.
“Heat stroke adalah kondisi medis serius yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Jamaah harus menjaga hidrasi, menghindari paparan matahari langsung terlalu lama, serta memakai pelindung seperti topi lebar atau payung,” ujar Prof. Taruna Ikrar, yang juga dikenal sebagai pakar neurologi dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Polisi Bantu Evakuasi Korban Longsor di Galian C Gunung Kuda
Prof. Taruna menegaskan pentingnya langkah preventif yang harus diterapkan, antara lain:
Memastikan konsumsi cairan harian tercukupi.
Menghindari aktivitas berat pada pukul 10.00–15.00 waktu setempat.
Mewaspadai gejala awal heat stroke seperti sakit kepala, mual, kulit memerah, detak jantung cepat, dan kebingungan.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus kesehatan akibat suhu tinggi, tim kesehatan haji Indonesia bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah disiagakan di berbagai titik layanan strategis.
Selain itu, petugas siap memberikan penanganan cepat terhadap gangguan kesehatan, termasuk heat stroke.
Prof. Taruna juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor, baik antarpetugas maupun antara pemerintah dan masyarakat.
“Edukasi kepada jamaah sangat krusial agar ibadah berjalan aman dan optimal,” ujarnya.
Ketua Delegasi Amirul Hajj 2025, Menteri Agama Prof. Nazaruddin Umar, dalam pengarahan resminya menekankan pentingnya tiga pilar utama penyelenggaraan haji: pelayanan profesional, perlindungan maksimal terhadap jamaah, dan penciptaan suasana ibadah yang khusyuk.
“Haji adalah ibadah yang sangat mulia dan berat. Negara wajib hadir sepenuhnya untuk memastikan jamaah menjalankan ibadah dengan tenang, aman, dan nyaman,” tegas Prof. Nazaruddin.
Ia pun meminta seluruh petugas haji Indonesia untuk bekerja dengan empati, cepat tanggap terhadap situasi darurat, dan memberikan bimbingan ibadah secara jelas serta mudah dipahami.
Delegasi Amirul Hajj 2025 dipimpin langsung oleh Prof. Nazaruddin Umar dan terdiri dari tokoh-tokoh nasional dari berbagai latar belakang, menunjukkan kolaborasi kuat antara pemerintah, ormas keagamaan, dan akademisi.
Editor: Redaktur TVRINews
