Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi merilis Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Rabu, 27 Maret 2024.
Pada perilisan tersebut, turut hadir guru dan kepala sekolah dari berbagai daerah di Indonesia untuk membagikan praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka.
Guru Bahasa Inggris SLB Negeri Cicendo Bandung, Ernisa Supiah, membagikan dampak positif dari implementasi Merdeka Belajar dalam mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dan menarik untuk murid tuli.
Fleksibilitas yang ditawarkan oleh Kurikulum Merdeka memungkinkan Ernisa untuk mengajar dengan pantomim, yaitu seni menyampaikan cerita atau ekspresi melalui gerakan tubuh tanpa kata-kata.
“Inovasi ini bisa kami lakukan karena penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk melakukan inovasi dan metode pengajaran,”kata Ernisa saat menyampaikan soal kurikulum merdeka secara pantomim di Gedung A Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2024.
Selanjutnya, guru SDS Maitreyawira Batam, Intan Purnama, mengatakan hal yang senada. Penerapan Kurikulum Merdeka membuatnya lebih inovatif dan kolaboratif dalam pembelajaran di kelas. Mayoritas muridnya berasal dari etnis Tionghoa yang biasa menggunakan bahasa Mandarin dengan beragam dialek seperti Hokkien, Teochew, dan sebagainya.
Dengan Kurikulum Merdeka, Intan dapat mengembangkan pembelajaran yang berpihak kepada murid sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Inovasi yang dikembangkan Intan adalah SARI TIBA (Satu Hari Tiga Bahasa), yaitu program yang mendorong kemampuan literasi murid dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris.
“Kolaborasi dengan orang tua akan membantu anak dalam belajar, baik di rumah maupun di sekolah sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,” ucap Intan.
Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Meranti Sumtera Utara, Khairina Lubis, juga membagikan praktik baik penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya terutama dalam pendidikan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Perwujudan Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri merupakan tujuan besar yang ingin dicapai dengan implementasi Kurikulum Merdeka.
“Kami mengadakan in-house training bagi guru untuk memahami P5. Selanjutnya, kami melibatkan para guru dan pengurus OSIS sebagai perwakilan murid untuk mendesain pembelajaran P5 yang sesuai dengan kondisi, kemampuan, dan aset yang dimiliki sekolah. Dari diskusi tersebut kami menyepakati tema ‘Bangunlah Jiwa dan Raganya’ dengan topik ‘Stop Bullying’ untuk pelaksanaan P5 di sekolah kami,” kata Khairina.
Guru Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 1 Pangkep, Sulawesi Selatan, Jayadi Daeng Tutu, mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis projek mendorong kemandirian dan kreativitas murid dalam memecahkan masalah masyarakat di sekitarnya.
“Bahan bacaan yang kami susun disesuaikan dengan konteks lokal, sehingga pada penyusunannya anak-anak melakukan riset, wawancara dengan tokoh adat, mengunjungi situs sejarah di wilayah setempat sehingga menghasilkan buku bacaan yang selain mendukung peningkatan literasi anak, juga dapat memuat kearifan lokal dan cerita rakyat Pangkep,” ucap Jayadi
Tidak hanya itu, Kurikulum Merdeka juga mendorong transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Kepala TK Rumah Citta, Yogyakarta, Ana Rukma Dewi, mengatakan soal pembelajaran yang seharusnya menyenangkan, keterampilan, Nilai agama dan lain-lain.
”Selain harus menyenangkan, pembelajaran di PAUD perlu menguatkan kemampuan anak, meliputi mengenal nilai agama dan budi pekerti, kemampuan motorik, kematangan emosi, keterampilan sosial dan bahasa, pemaknaan belajar yang positif, serta kematangan kognitif. Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dan memperhatikan hak anak menjadi solusi agar anak nyaman dan senang dalam belajar untuk mencapai kemampuan fondasinya,” ucapnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek dalam Kurikulum Jenjang PAUD 2024: Tetap Berlanjut Meski Ganti Menteri
Editor: Redaktur TVRINews
