
Foto: Ilustrasi (Pixabay)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Perayaan Hari Waisak adalah salah satu momen paling penting dalam agama Buddha, yang merayakan tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha.
Di Indonesia, perayaan Waisak sering kali dipusatkan di Candi Borobudur, sebuah situs bersejarah yang memiliki kaitan erat dengan ajaran Buddha.
Candi ini menjadi pilihan utama untuk merayakan Waisak karena berbagai alasan yang mendalam, baik dari segi sejarah, spiritual, maupun simbolik.
1. Warisan Sejarah dan Spiritual
Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan salah satu warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO.
Dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, Borobudur tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kebudayaan Buddha yang sangat penting di Indonesia.
Keberadaan Candi Borobudur ini menggambarkan kejayaan peradaban Buddha yang pernah berkembang di Nusantara. Oleh karena itu, merayakan Waisak di Borobudur memberi penghormatan yang dalam terhadap sejarah panjang agama Buddha di Indonesia.
2. Relief Candi yang Menggambarkan Kehidupan Buddha
Candi Borobudur dikenal dengan relief-relief yang menceritakan perjalanan hidup Siddhartha Gautama, dari kelahirannya, pencarian spiritual, hingga akhirnya mencapai pencerahan.
Relief-relief ini diukir dengan sangat rinci dan mendalam, menyampaikan ajaran-ajaran Buddha.
Saat umat Buddha merayakan Waisak di Borobudur, mereka tidak hanya merayakan peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, tetapi juga bisa secara langsung melihat gambaran visual yang menggambarkan ajaran dan perjalanan hidupnya.
3. Simbol Pencapaian Pencerahan
Borobudur terdiri dari beberapa tingkat, yang secara simbolis menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan.
Puncak dari Candi Borobudur adalah tempat yang sangat sakral dan melambangkan pencapaian tertinggi dalam ajaran Buddha, yaitu pencapaian nirwana atau pembebasan dari penderitaan.
Oleh karena itu, merayakan Waisak di puncak Candi Borobudur memiliki makna mendalam, karena umat Buddha berusaha mencapai pencerahan dalam kehidupan mereka, mengikuti jejak Siddhartha Gautama.
4. Ritual dan Prosesi Waisak
Perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu diwarnai dengan berbagai ritual dan prosesi, yang melibatkan ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru dunia.
Prosesi dimulai dengan meditasi bersama dan pembacaan Dhamma di sekitar candi, diikuti dengan arak-arakan obor dan pelepasan lampion.
Ritual-ritual ini mengandung makna simbolis yang mendalam, salah satunya adalah pelepasan lampion yang melambangkan pembebasan dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Selain itu, umat Buddha yang mengikuti prosesi ini juga merayakan kebersamaan dan kedamaian.
5. Keterhubungan dengan Alam dan Kosmos
Lokasi Candi Borobudur yang menghadap Gunung Merapi dan dikelilingi oleh pegunungan serta hamparan alam yang indah menambah kedalaman makna spiritual perayaan Waisak.
Bagi umat Buddha, alam semesta dan kosmos memiliki keterkaitan yang erat dengan ajaran Buddha tentang keseimbangan hidup dan alam semesta. Merayakan Waisak di Candi Borobudur, yang terhubung dengan alam sekitar, memberi perasaan kedekatan dengan alam semesta dan pencapaian kedamaian yang diinginkan dalam ajaran Buddha.
6. Menghormati Warisan Buddha dan Menjaga Keharmonisan
Perayaan Waisak di Borobudur juga menjadi simbol persatuan antarumat Buddha dan merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Buddha yang sudah berusia lebih dari seribu tahun.
Tidak hanya umat Buddha, tetapi perayaan ini juga menjadi ajang untuk menunjukkan nilai-nilai perdamaian dan saling menghormati antarumat beragama.
Di Indonesia, yang dikenal dengan keberagaman budaya dan agama, perayaan Waisak di Borobudur dapat menjadi simbol keharmonisan antar umat beragama.
Perayaan Waisak di Candi Borobudur bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap sejarah dan ajaran Buddha yang sangat dalam.
Dengan relief yang menceritakan kehidupan Buddha, struktur candi yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan, serta prosesi yang sarat dengan makna spiritual, Candi Borobudur memberikan tempat yang sangat tepat untuk merayakan Waisak.
Perayaan ini juga mengingatkan umat Buddha untuk terus berusaha menuju pencerahan dan hidup penuh kasih sayang, welas asih, serta kedamaian.
Baca Juga: 12 Mei jadi Hari Perawat Sedunia
Editor: Redaksi TVRINews
