
Menkomdigi Minta OTT Asing Dukung Industri Penyiaran Nasional
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan pentingnya keterlibatan platform over-the-top (OTT) asing dalam mendukung keberlangsungan industri penyiaran nasional.
Meutya menyatakan bahwa dominasi OTT asing di pasar digital Indonesia tidak boleh melemahkan ekosistem penyiaran yang masih memegang peran penting di banyak wilayah tanah air.
Hal itu disampaikan Meutya dalam pertemuan dengan Presiden dan Managing Director Motion Picture Association (MPA) untuk Asia Pasifik, Mila Venugopalan, di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jakarta Pusat, Kamis, 12 Juni 2025.
“Kami ingin platform OTT tidak hanya memanfaatkan pasar Indonesia, tetapi juga ikut memberdayakan industri penyiaran lokal,” ujar Meutya dalam keterangan tertulis, Jumat, 13 Juni 2025.
Menurut Meutya, penyiaran konvensional masih menjadi sumber informasi utama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau koneksi internet.
Namun, kata Meutya, industri ini menghadapi tantangan besar akibat tingginya biaya operasional serta pergeseran minat masyarakat ke platform digital.
“Harus ada level playing field antara penyiaran nasional dan OTT. Tidak boleh ada kesenjangan yang merugikan salah satu pihak,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Meutya juga mengapresiasi langkah sejumlah OTT yang mulai menyertakan konten lokal dalam layanannya, tetapi menegaskan bahwa strategi ke depan harus mencakup dukungan nyata terhadap keberlanjutan penyiaran nasional.
“Kami senang dengan keterlibatan OTT dalam produksi lokal. Tapi pada saat yang sama, kami juga harus memastikan industri penyiaran kita tetap hidup,” lanjutnya.
Merespons hal tersebut, Mila Venugopalan menyatakan keterbukaan MPA untuk berbagi praktik terbaik dari berbagai negara, seperti Australia, di mana penyiar lokal mendorong deregulasi untuk meningkatkan efisiensi industri media.
Ia juga menyoroti potensi besar Indonesia dengan lebih dari 200 juta pengguna internet, menjadikannya sebagai pasar digital terbesar keempat di dunia.
“Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi pada talenta lokal dan cerita-cerita dari Indonesia. Kami juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam memerangi pembajakan digital,” ungkap Mila.
MPA menyatakan kesiapannya untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan mempromosikan konten digital nasional.
Baca Juga: Gubernur Banten Minta Tidak Ada Titip-Menitip Saat SPMB Dibuka 16 Juni
Editor: Redaktur TVRINews