
Gedung Baru BMKG di Bali Jadi Fondasi Sistem Mitigasi Bencana yang Tangguh dan Modern
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meresmikan Gedung Backup Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya di Bali sebagai tonggak penting dalam transformasi sistem mitigasi bencana nasional. Tak sekadar infrastruktur baru, gedung ini diyakini menjadi fondasi kuat bagi sistem mitigasi bencana Indonesia yang modern, adaptif, dan tangguh.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa kehadiran gedung ini adalah wujud nyata kesiapsiagaan negara dalam menghadapi bencana multi-hazard, mulai dari gempa bumi, tsunami, hingga cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim.
Ia menyebut gedung ini sebagai pendekatan baru dalam mitigasi bencana, yang tidak hanya mengandalkan kecepatan deteksi, tetapi juga keberlanjutan operasional meski infrastruktur utama terganggu.
“Peringatan dini bukan lagi pelengkap. Ini adalah penyelamat. Tapi peringatan saja tidak cukup, sistemnya juga harus tangguh, tidak boleh down, bahkan saat bencana terbesar sekalipun terjadi,” tegas Dwikorita dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat 20 Juni 2025.
Gedung ini difungsikan sebagai pusat cadangan (redundant center) bagi sistem peringatan dini tsunami dan gempa bumi nasional yang selama ini terpusat di Kemayoran, Jakarta.
Jika sistem utama terganggu, maka sistem di Bali akan mengambil alih tanpa jeda. Hal ini, menurut Dwikorita, menjadi bagian dari fail-safe mechanism yang harus dimiliki Indonesia sebagai negara paling rawan bencana di dunia.
Terletak di wilayah rawan gempa, gedung ini dibangun dengan teknologi tahan gempa canggih, yaitu base isolator Lead Rubber Bearing (LRB) buatan dalam negeri. Teknologi ini memungkinkan operasional gedung tetap berjalan bahkan saat gempa besar, termasuk skenario megathrust.
“Dengan sistem dual redundancy, Indonesia kini menjadi salah satu dari sedikit negara yang memiliki sistem peringatan dini gempa dan tsunami yang tetap berfungsi walau pusat utama terganggu,” ucapnya.
Gedung ini juga menjadi bagian dari program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang didukung oleh Bank Dunia, serta melibatkan sinergi antara BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain memperkuat sistem teknis, BMKG juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi nasional dan daerah agar setiap peringatan dini bisa segera direspons dengan aksi cepat dan tepat.
“Keselamatan jutaan warga Indonesia bergantung pada seberapa siap kita bertindak saat krisis datang. Gedung ini adalah bagian dari kesiapan itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Kemhan RI Tinjau Kesiapan Persenjataan KN. Tanjung Datu-301 di Dermaga Batam
Editor: Redaktur TVRINews