Penulis: Hari Sukemi
TVRINews, Mojokerto
Ironi di tengah era kemerdekaan bangsa ini, masih terdapat sebuah kampung di Dusun Mojokoncot di Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang warganya masih hidup terisolir. Kampung tersebut bahkan tak pernah tersentuh pembangunan fisik, terutama akses jalan yang hanya mengandalkan jembatan bambu yang kondisinya nyaris ambruk.
Kampung Mojokoncot yang berada di Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Untuk menuju kampung ini hanya ada satu akses jalan tak beraspal yaitu melewati jembatan bambu di sungai dengan kedalaman lima meter. Kondisi jembatan bambu ini pun sudah reyot dan tidak layak dilewati karena sudah memprihatinkan dimakan usia.
Kampung ini hanya dihuni tiga kepala keluarga. Mereka menghuni dua rumah, sedangkan satu rumah digunakan untuk kandang ternak dan dua rumah lainnya sudah tidak bisa ditempati karena rusak parah.
Baca Juga: Kirab Dan Pengembalian Pusaka Keraton Sumenep Upaya Lestarikan Warisan Leluhur
Kampung ini dikenal dengan Mojokoncot karena berada di pojok desa yang jauh dari pemukiman lainnya. Kondisinya memprihatinkan karena tak pernah tersentuh pembangunan. Tiga kepala keluarga ini hanya mengandalkan hasil pertanian untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan untuk penerangan mereka terpaksa membeli tiang listrik sendiri untuk menarik kabel PLN.
Pada tahun 1990-an kampung ini dihuni oleh 15 kepala keluarga, namun mereka berangsur-angsur meninggalkan kampung karena tidak ada akses jalan lagi setelah jalan lewat persawahan dijual oleh oknum perangkat desa sehingga jalan masuk keluar kampung hanya melewati jembatan bambu reyot ini.
“Dulu itu ada 8 rumah sekitar tahun 1996. Terus semua pindah ke Sawahan, Gondang, Dlanggu, pindah Pacet. Mereka pindah karena jalannya nggak layak. Kondisinya ya buat sendiri jembatannya dari bambu. Sekarang tinggal 3 KK yang menghuni. Ya, sudah sekitar 20 tahunan tidak layak. Dulu ada jalan, sekarang hilang dibuat sawah dan dijual perangkat desa tadi sekarang nggak bisa (lewat jalan).”, ungkap salah seorang warga.
Hingga kini hanya tersisa tiga kepala keluarga yang masih bertahan di Kampung Mojokoncot karena tak tahu lagi harus pindah ke mana. Berbagai upaya dilakukan oleh tiga kepala keluarga ini untuk mendapatkan bantuan termasuk ke Pemerintahan Desa maupun Kecamatan Dlanggu.
Hingga puluhan tahun Indonesia merdeka, Kampung Mojokoncot tak pernah mendapat bantuan dalam bentuk apapun dari Pemerintah Daerah maupun Pusat. Warga hanya berharap akses jembatan bambu dibenahi dengan lebih layak agar tidak membahayakan saat dilewati oleh anak-anak saat bersekolah maupun perempuan saat hendak berbelanja ke luar kampung.
Baca Juga: Dandim 0421/LS Tinjau Progres Bedah Rumah Tidak Layak Huni
Editor: Redaktur TVRINews