
Cak Imin: Bangun Desa, Bangun Bangsa
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menegaskan pentingnya pembangunan desa sebagai fondasi utama dalam membangun bangsa.
“Kalau ingin membangun bangsa, maka bangunlah desa terlebih dahulu. Desa bukan hanya tempat tinggal, tapi juga ruang pemberdayaan dan penguatan martabat rakyat,” kata cak Imin, panggilan akrab Muhaimin, dalam siaran pers, dikutip Jumat 20 Juni 2025.
Lebih lanjut, ia menyoroti masih tingginya angka kemiskinan di perdesaan. Data BPS per September 2024 menunjukkan sekitar 5,5 juta warga miskin tinggal di desa. Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk melakukan transformasi kesejahteraan dari akar rumput.
Dalam upaya memberdayakan masyarakat desa, pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto mendorong pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih Desa dan penguatan lebih dari 65.000 BUMDes. Kedua instrumen ini dinilai mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan di tingkat lokal.
“Kalau koperasi dan BUMDes berjalan optimal, akan tercipta jutaan lapangan kerja berkualitas di desa. Tapi kita tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergi lintas sektor,” ujarnya.
Kemudian, Cak Imin menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dan pesantren dalam ekosistem pemberdayaan desa. Ia menyebut akademisi sebagai sumber ilmu dan teknologi, sementara pesantren sebagai kekuatan komunitas dari bawah.
“Kita butuh peran aktif kampus dan pesantren. Kalau keduanya bersinergi, dampaknya luar biasa. Pendidikan tidak boleh hanya formalitas, tapi harus mampu mendorong kemandirian masyarakat,” tegasnya.
Dalam arah kebijakan nasional, Cak Imin menyebut pemerintah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem mendekati nol persen pada 2026.
Kemenko PM telah mendapat mandat langsung dari Presiden untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan, dengan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai acuan.
Selain itu, Ia juga mengajak pesantren untuk aktif menjadi pusat transformasi desa, tidak hanya dalam aspek spiritual dan pendidikan, tapi juga ekonomi dan kewirausahaan.
“Kita harus tinggalkan model pendidikan yang hanya menggugurkan kewajiban. Pendidikan harus punya nafas keberdayaan. Bangun desa, maka kita bangun bangsa,” ungkapnya.
Baca Juga: Jakarta Fair 2025 Dibuka, Pramono Targetkan Transaksi Melampaui Rp7,5 Triliun
Editor: Redaktur TVRINews