
Foto: Ketua Tim Gelombang 3 Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, dr. Thomas Regina Putra (kiri) (dok. TVRINews/ Krisafika Taraisya)
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Lima tahun setelah pandemi COVID-19 melanda dunia, kenangan tentang perjuangan di garis depan masih membekas kuat bagi para tenaga kesehatan.
Dalam acara reuni lima tahun pasca pandemi, Ketua Tim Gelombang 3 Wisma Atlet Kemayoran, Dokter Thomas Regina Putra, membagikan kisah perjuangannya bersama tim medis di masa-masa awal wabah.
Sebagai salah satu relawan pertama yang bertugas di Wisma Atlet pada awal tahun 2020, Thomas mengungkap suka duka yang dialaminya.
“Kami harus menghadapi keterbatasan obat dan fasilitas medis. Tapi kami berhasil menekan angka kematian dan kesakitan pasien COVID-19 saat itu,” kata Thomas, di Kesatrian Marinir Hartono Cilandak, Jakarta Selatan pada Minggu, 20 April 2025
Menurutnya, situasi di lapangan sangat menantang. Tidak hanya pasien yang harus diisolasi berbulan-bulan, para tenaga kesehatan pun tidak bisa pulang karena ikut menjalani isolasi di area yang sama.
“Mental dan fisik benar-benar diuji. Banyak dari kami tidak bertemu keluarga selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan,” ungkapnya.
Meski datang dari latar belakang yang berbeda, dari suku, agama, hingga pendidikan, seluruh tim medis dan relawan tetap solid dalam bekerja.
“Arahan pimpinan sangat singkat, tapi kami semua kompak. Baik dokter, perawat, hingga petugas kebersihan, semua saling mendukung,” ujarnya.
Tidak lupa, Thomas juga menyampaikan rasa syukurnya karena telah melalui masa sulit tersebut dan bangga pernah menjadi bagian dari perjuangan melawan pandemi.
“Tidak semua orang mau jadi relawan saat itu. Tapi kami bersatu karena satu tujuan: menyelamatkan nyawa,” tutupnya.
Baca Juga: Dulu Lawan Pandemi, Kini Naik Tank: Reuni Relawan COVID-19 yang Tak Terlupa
Editor: Redaktur TVRINews