
Sekolah Rakyat: Saat Mimpi Anak Miskin Mulai Menjadi Nyata
Penulis: Fityan
TVRINews – Kupang
Di SMP 19 Kupang, lagu “Laskar Pelangi” mengiringi langkah anak-anak prasejahtera memulai pendidikan gratis berasrama—sebuah babak baru dari mimpi yang lama tertunda.
Di bawah langit cerah Kupang, halaman SMP 19 menjadi saksi bisu awal dari perubahan besar bagi puluhan anak dari keluarga prasejahtera. Mengenakan seragam merah-putih yang masih tampak baru, mereka duduk rapi mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Namun, pagi itu bukan sekadar hari pertama masuk sekolah melainkan hari pertama mereka merasakan harapan yang selama ini terasa terlalu mahal untuk dimiliki.
Suasana berubah syahdu saat lagu “Laskar Pelangi” diputar melalui pengeras suara. Anak-anak menyanyikan liriknya dengan penuh semangat, beberapa dengan mata berkaca-kaca. Lagu itu seolah menjadi cermin dari perjalanan hidup mereka penuh keterbatasan, tapi tak kehilangan semangat.
“Menarilah dan terus tertawa… walau dunia tak seindah surga,” lantun mereka serempak, menyatu dalam rasa haru dan kebanggaan.
Baca Juga: 76 Calon Paskibraka Upacara HUT ke-80 RI Jalani Prosesi Tantingan
Sekolah Rakyat merupakan program unggulan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 21 Maret 2025, Presiden menegaskan komitmen membangun 200 sekolah rakyat berasrama untuk SD, SMP, dan SMA, khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin.
“Kami sudah putuskan untuk membangun tahun ini. Kita harap segera mulai dengan 200 sekolah rakyat berasrama… untuk masyarakat kurang mampu,” ujar Presiden Prabowo kala itu.
Sekolah Rakyat tak sekadar menyediakan pendidikan gratis. Dengan sistem berasrama, siswa mendapatkan tempat tinggal layak, makan tiga kali sehari, dan penguatan karakter sesuatu yang dulunya mungkin hanya bisa mereka bayangkan.
Lebih dari fasilitas, program ini membawa filosofi: memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan yang adil dan merata. Pemerintah berharap, dengan lingkungan belajar yang stabil dan suportif, anak-anak ini bisa tumbuh menjadi generasi tangguh yang mampu mengangkat derajat keluarga dan bangsanya.
Suara narator lembut, mengiringi visual anak-anak yang menyanyikan “Laskar Pelangi” di halaman sekolah:
Di bawah matahari pagi Kupang, anak-anak itu bernyanyi... bukan hanya menyuarakan lagu, tapi juga impian.
Seragam mereka baru, tapi semangatnya lebih lama dari umur mereka. Hari ini, mereka memulai perjalanan bukan hanya mengenal ruang kelas atau guru, tapi mengenal harapan.
Mereka datang dari rumah-rumah tanpa kepastian. Dari meja makan yang sering kosong. Tapi hari ini, mereka duduk dengan kepala tegak, karena tahu: sekolah ini bukan sekadar gedung... ini adalah jembatan menuju masa depan.
Lagu itu berkata: “menarilah dan terus tertawa…”
Mereka tahu, dunia belum seindah surga. Tapi setidaknya, hari ini, dunia memberi mereka kesempatan.
Sekolah Rakyat bukan hanya program. Ia adalah pernyataan: bahwa setiap anak berhak bermimpi. Bahwa kemiskinan bukan vonis, tapi tantangan. Dan pendidikan adalah jawabannya.
Di halaman SMP 19 Kupang, langkah kecil mereka adalah langkah besar bangsa ini. Menuju Indonesia yang lebih adil, lebih setara, dan penuh harapan.
Editor: Redaktur TVRINews