
Wamenperin Dorong Industri Alkes Lokal Kurangi Ketergantungan Impor
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengajak pelaku industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri untuk meningkatkan peran dalam substitusi impor. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat kemandirian sektor kesehatan nasional, membuka lapangan kerja, serta mendorong alih teknologi dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Wamenperin menyatakan bahwa kebutuhan alat kesehatan di Indonesia akan terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola penyakit, dan ekspansi fasilitas layanan kesehatan. Namun, pasar alat kesehatan nasional saat ini masih banyak bergantung pada produk impor.
“Salah satu contoh adalah ventilator, yang termasuk dalam sepuluh besar alat kesehatan dengan nilai impor tertinggi. Pada tahun 2024 saja, impor ventilator mencapai 68,4 juta dolar AS, atau meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya,”kata Faisol dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Juni 2025.
Data tersebut, lanjutnya, mencerminkan tantangan besar sekaligus peluang yang bisa dimanfaatkan industri dalam negeri untuk memperkuat posisi di sektor alkes nasional.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya pembangunan kapasitas industri lokal, Wamenperin menyambut baik peluncuran fasilitas produksi ventilator pada Rabu, 19 Juni 2025.
“Investasi ini mencerminkan kepercayaan terhadap potensi pasar Indonesia. Lebih dari itu, ini merupakan kontribusi konkret untuk memperkuat fondasi industri alat kesehatan dalam negeri,”jelasnya.
Faisol juga menyoroti perkembangan positif sektor manufaktur Indonesia. Mengacu pada data Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2023 tercatat sebesar 255,96 miliar dolar AS. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dan peringkat kelima di kawasan ASEAN.
Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor industri pengolahan non-migas berkontribusi sebesar 17,50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan pertama tahun 2025. Angka ini sedikit naik dari periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan 17,47 persen.
“Ini menegaskan bahwa industri manufaktur tetap menjadi pilar utama dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya sebagai motor pertumbuhan, tetapi juga sebagai sumber utama penciptaan lapangan kerja dan penguatan ekspor nasional,” tuturnya.
Pemerintah, kata dia, terus mendorong penguatan industri prioritas termasuk alat kesehatan sebagai bagian dari agenda transformasi ekonomi nasional berbasis industrialisasi dan inovasi teknologi.
Baca Juga: TNI Terjunkan 34 Personel tuk Evakuasi WNI yang Berada di Iran dan Israel
Editor: Redaktur TVRINews