
Foto: Ilustrasi Sapi (pixabay)
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pengembangan sektor peternakan sapi potong dan perah di kawasan transmigrasi.
Untuk mendukung rencana tersebut, Kementerian Transmigrasi bekerja sama dengan Kementerian Investasi dan Kementerian Pertanian membuka peluang investasi bagi pihak swasta.
Langkah ini disambut positif oleh sejumlah investor, termasuk Asia Beef dan Indonesia–Brazil Petroleum Consortium dari Brasil.
Kedua pihak menyatakan kesiapan mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan ekosistem peternakan terintegrasi di Indonesia.
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman mengungkapkan bahwa dari total 3,1 juta hektare lahan Hak Pengelolaan (HPL) transmigrasi, sekitar 525.995 hektare akan dialokasikan untuk pengembangan sektor peternakan.
“Konsep baru transmigrasi saat ini adalah pengelolaan lahan secara kolektif sebagai aset korporasi masyarakat. Dengan model ini, masyarakat dan investor dapat bekerja sama dalam skema bagi hasil,” ujar Iftitah dalam keterangan yang dikutip, Minggu, 18 Mei 2025.
Sebagai proyek percontohan, rencana awal akan dimulai di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan pemanfaatan lahan seluas 10.000 hektare untuk pengembangbiakan 5.000 ekor sapi pedaging betina.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menyatakan bahwa proyek ini berpotensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor daging dan susu, khususnya dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Program ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan menekan impor produk peternakan,” kata Todotua.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyambut baik keterlibatan Brasil dalam proyek ini.
Menurutnya, Brasil merupakan negara yang sukses dalam industri peternakan.
“Harapannya, kita dapat mengadopsi seluruh ekosistem industri peternakan seperti yang telah dilakukan Brasil, sehingga mampu memenuhi kebutuhan nasional akan daging dan susu,” ucap Agung.
Baca Juga: Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand Dinilai Jadi Momentum Perkuat Ekonomi
Editor: Redaksi TVRINews