
_Foto : AP News_
Penulis: Fityan
TVRINews – Darfur,Sudan
Tragedi Darfur: Tanah Longsor Sudan Tewaskan Ratusan Anak, Ribuan Lain Hilang
Bencana tanah longsor dahsyat yang melanda wilayah pegunungan di Darfur, Sudan, menewaskan sekitar 200 anak. Data ini diungkapkan oleh organisasi bantuan terkemuka, Save the Children, pada Jumat (5/9). Operasi penyelamatan di lokasi kejadian hingga kini masih terus berlanjut di tengah kesulitan medan dan buruknya kondisi cuaca.
Tragedi yang terjadi pada 31 Agustus 2025 itu diperkirakan menewaskan lebih dari 1.000 orang, banyak di antaranya terkubur di bawah timbunan lumpur. Menurut Save the Children, 150 orang, termasuk 40 anak-anak, berhasil selamat dan telah mendapatkan perawatan medis.
"Ini adalah tragedi dalam tragedi, di tengah konflik yang sedang terjadi di Sudan. Ini adalah salah satu bencana alam terburuk yang pernah terjadi di Sudan," ujar Direktur Operasi Save the Children untuk Sudan, Francesco Lanino, kepada The Associated Press (AP).
Lanino menggambarkan kondisi desa Tarasin, lokasi utama bencana, nyaris tak bersisa. "Bayangkan sebuah desa dengan semua sekolah dan fasilitas kesehatannya tertimbun lumpur sepenuhnya. Separuh dari gunung runtuh menimpa seluruh desa, sehingga tidak ada lagi yang tersisa dari struktur bangunan yang ada," jelasnya.
Tim penyelamat menghadapi tantangan besar karena lokasi bencana sulit dijangkau. Jalan-jalan rusak akibat hujan lebat, memaksa tim penyelamat harus menggunakan keledai untuk mencapai desa. Lokasi ini juga berada di luar jangkauan jaringan seluler, membuat komunikasi dengan dunia luar mustahil.
Menurut Lanino, longsor terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai Minggu sore (31/8) waktu setempat, dan beberapa jam kemudian gelombang kedua datang, menimpa desa-desa terdekat serta warga yang sedang membantu korban dari gelombang pertama.
Korban selamat yang dihitung oleh Save the Children kini menerima bantuan medis dan perlindungan. Namun, ribuan orang diperkirakan masih hilang di bawah timbunan lumpur. Kekhawatiran akan longsor susulan masih membayangi warga.
"Orang-orang yang tinggal di dekat Tarasin mengatakan hujan masih turun dan mereka bisa mendengar suara gunung yang retak. Mereka sangat khawatir longsor lain bisa terjadi," kata Lanino.
Akibatnya, warga mengungsi ke desa-desa terdekat, sekitar 5 kilometer dari pusat bencana. Namun, mereka masih kekurangan makanan, air bersih, pasokan medis, dan tempat berlindung.
Saat ini, Save the Children bersama organisasi bantuan lainnya sedang berupaya menyalurkan bantuan dan memfasilitasi relokasi korban ke lokasi yang lebih aman menggunakan keledai dan unta.
Editor : Redaksi TVRINews
Editor: Redaksi TVRINews