
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka menerima pegurus Gerakan Nasional ayo Mondok
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mendorong penguatan peran pesantren sebagai institusi pendidikan yang mampu mencetak generasi unggul dan berdaya saing di era modern. Hal ini disampaikannya saat menerima pengurus Gerakan Nasional Ayo Mondok di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 11 September 2025 hari ini.
Dalam pertemuan tersebut, Wapres Gibran menekankan pentingnya adaptasi pesantren terhadap perkembangan teknologi, termasuk literasi digital, kecerdasan buatan (AI), serta keterampilan pemrograman (coding). Langkah ini dinilai strategis untuk menyiapkan lulusan pesantren yang siap bersaing di dunia kerja.
“Pesantren harus menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga melek teknologi,” ujar Gibran seperti disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Ayo Mondok, Zahrul Azhar, usai pertemuan.
Penguatan pesantren ini selaras dengan agenda prioritas nasional Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam pembangunan manusia unggul dan perluasan akses pendidikan berkualitas.
Zahrul juga menyampaikan bahwa Wapres menyoroti masih banyaknya pesantren yang belum memiliki fasilitas memadai. Saat ini, terdapat lebih dari 42.000 pesantren di Indonesia, namun belum semuanya mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan yang ideal.
“Orang tua generasi milenial sekarang lebih selektif. Mereka mempertimbangkan tidak hanya kurikulum, tetapi juga kenyamanan fasilitas seperti tempat tidur, kamar mandi, dan dapur,” ungkap Zahrul.
Baca juga: Wapres Gibran Tinjau Langsung Program MBG di SMK Negeri 1 Batam
Menutup pertemuan, Wapres menyatakan dukungannya terhadap rencana Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pimpinan pondok pesantren se-Indonesia yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025.
Forum ini akan membahas strategi peningkatan kualitas pendidikan pesantren, terutama integrasi antara ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Editor: Redaksi TVRINews