
Aplikator Buka Suara Soal Driver Ojol Tuntut Potongan Komisi 10 Persen
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Grab Indonesia menanggapi tuntutan para pengemudi ojek online yang meminta perubahan skema pembagian hasil menjadi 90 persen untuk pengemudi dan 10 persen untuk aplikator.
Tuntutan itu disampaikan dalam aksi demonstrasi bertajuk "Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217" di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 21 Juli 2025
Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menyampaikan apresiasi kepada para mitra pengemudi yang menyampaikan aspirasi secara tertib, damai, dan sesuai ketentuan hukum.
“Kami terus berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait, terutama Kementerian Perhubungan, untuk mendukung kebijakan yang mengedepankan kesejahteraan Mitra Pengemudi, kenyamanan pengguna, dan keberlanjutan industri,” ujar Tirza dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa, 22 Juli 2025.
Grab Sambut Baik Kajian Ulang Biaya Jasa Transportasi Daring
Tirza mengatakan, Grab menyambut baik inisiatif pemerintah untuk meninjau kembali struktur biaya jasa transportasi daring. Menurutnya, penyesuaian biaya merupakan langkah penting untuk menciptakan ekosistem yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Sudah lebih dari tiga tahun terakhir belum ada penyesuaian biaya jasa yang signifikan, sementara Mitra menghadapi peningkatan biaya hidup dan operasional. Karena itu, kajian ini adalah langkah tepat,” jelasnya.
Soal Tuntutan Komisi 10 Persen
Terkait tuntutan penurunan komisi aplikator menjadi 10 persen, Grab menilai hal itu tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan ekosistem. Tirza menegaskan, komisi yang berlaku saat ini tidak hanya digunakan sebagai biaya aplikasi, tetapi juga mendukung berbagai layanan yang diberikan kepada Mitra Pengemudi.
Beberapa layanan tersebut mencakup:
* Dukungan operasional 24/7 (seperti GrabSupport dan tim tanggap darurat),
* Asuransi kecelakaan bagi pengemudi dan penumpang,
* Edukasi dan pelatihan melalui GrabAcademy,
* Program kesejahteraan seperti GrabBenefits, beasiswa GrabScholar, dan pelatihan kewirausahaan.
“Kami percaya bahwa kualitas layanan, dukungan berkelanjutan, dan komitmen terhadap kesejahteraan mitra akan menjadi pembeda utama dalam ekosistem yang kompetitif,” ujar Tirza.
Ia menambahkan bahwa dalam ekosistem terbuka, mitra memiliki keleluasaan memilih platform yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhannya. Saat ini, sejumlah platform bahkan menawarkan skema komisi di bawah 20 persen.
Grab Klaim 99 Persen Layanan Tetap Berjalan
Di tengah aksi unjuk rasa, Grab memastikan bahwa operasional bisnis tetap berjalan normal di berbagai wilayah. Menurut Tirza, 99 persen mitra pengemudi tetap aktif menjalankan layanan mobilitas dan pengantaran, termasuk saat aksi berlangsung.
“Jika ada penyesuaian layanan di lapangan, sistem kami akan otomatis mengalihkan pesanan ke Mitra lain,” jelasnya.
Grab juga terus menjalankan berbagai inisiatif seperti subsidi tarif, diskon, dan program loyalitas pelanggan untuk menjaga keterjangkauan layanan dan meningkatkan pendapatan mitra.
“Upaya ini dilakukan agar permintaan tetap terjaga, masyarakat bisa mengakses layanan dengan biaya terjangkau, dan mitra pengemudi mendapatkan peningkatan penghasilan,” tandas Tirza.
Ia menegaskan, solusi jangka panjang hanya dapat dicapai melalui dialog terbuka, empati terhadap kondisi masing-masing pihak, serta komitmen bersama untuk membangun ekosistem transportasi daring yang adil dan tangguh.
Baca Juga:
Dukung Pemerataan Energi, Pertamina Distribusikan LPG Lewat Kopdes Merah Putih
Editor: Redaksi TVRINews
