Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Rona bahagia terpancar dari wajah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, beserta jajaran pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ketika menyaksikan penampilan pembuka dari perwakilan para peserta Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) Tahun 2024 di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024, kemarin.
Mendikburistek menilai, semangat para peserta dari berbagai daerah menjadi modal berharga untuk memastikan lahirnya tunas-tunas penutur muda bahasa daerah.
“Satu kebanggaan bagi saya bisa kembali mendapatkan kesempatan untuk hadir di Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional atau FTBIN ini,” kata Nadiem dalam keterangan yang diterima tvrinews.com, Jumat, 3 Mei 2024.
Baca Juga: Indonesia-India Perkuat Kerja Sama di Bidang Ekonomi Digital
Nadiem mengungkapkan bahwa terselenggaranya FTBI di tingkat daerah secara berjenjang, sampai ke tingkat nasional, merupakan implementasi dari Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Dalam jangka waktu empat tahun, terdapat 72 bahasa daerah di 226 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang direvitalisasi. Selain itu, FTBI juga telah melibatkan lebih dari 9,6 juta partisipan yang terdiri dari pelajar, guru, dan pegiat bahasa daerah.
“Saya senang sekali mengetahui bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah bahasa daerah yang berhasil kita revitalisasi,” ungkapnya.
Hal ini Nadiem meyakini, capaian ini tentunya bukan prestasi Kemendikbudristek semata, tetapi buah dari gotong royong semua pihak dalam memajukan bahasa daerah. Dengan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) dan FTBI maka pelestarian bahasa daerah tidak hanya sekadar dapat terwujud, tetapi juga meningkat derajatnya melalui penggunaannya bahasa daerah secara kreatif oleh para pelajar.
Mendikbudristek mengatakan, potensi bahasa daerah sebagai ekspresi budaya perlu terus digali dan dieksplorasi ke depannya. Masih banyak bahasa daerah di Indonesia yang perlu diupayakan bersama dalam hal pelestarian dan pengembangannya guna mengatasi kepunahan bahasa, serta menjaga pewarisan pengetahuan lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Tahun lalu, kita berhasil membawa bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar persidangan resmi di UNESCO. Saya yakin bahasa daerah bisa mendapatkan ruang dan kesempatan yang sama jika kita terus mendorong keberlanjutan Revitalisasi Bahasa Daerah dan FTBI,” tuturnya.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga: Banyak Pasangan India Langsungkan Pernikahan di Bali
Pada kesempatan ini, Mendikbudristek mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang selama ini mendukung program Revitalisasi Bahasa Daerah dan FTBI. Nadiem berharap agar pelaksanaan rakor kepala daerah kali ini dapat menghasilkan rencana strategis pelaksanaan RBD ke depannya.
Tak hanya itu Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz menyampaikan, revitalisasi menjadi solusi untuk menyelamatkan kondisi bahasa daerah. Para pemangku kepentingan telah menyadari untuk bersama-sama memikul tugas dan tanggung jawab untuk membina, mengembangkan dan melestarikan bahasa, sastra, dan aksara daerah.
Berkat upaya yang intens dari Badan Bahasa untuk meyakinkan para pemangku kepentingan tentang pentingnya nilai strategis dan manfaat dari RBD, awalnya hanya 3 provinsi pada 2021 yang tertarik untuk melakukan RBD, kemudian 12 provinsi pada 2022. Lalu, tahun 2023 ada 25 provinsi dengan lebih dari 300 kabupaten/kota yang berpartisipasi. Pada 2024 ini, sebanyak 38 provinsi, ambil bagian dalam program revitalisasi bahasa daerah ini.
Hadir di acara ini, 353 orang kepala daerah (Bupati, Walikota, Gubernur) atau pejabat daerah yang mewakilinya. Mereka telah secara nyata berkomitmen untuk melaksanakan RBD tahun 2024. Sebagai bentuk apresiasi, Kemendikbudristek memberi penghargaan bagi 20 kepala daerah yang telah mendukung RBD di wilayahnya masing-masing.
Editor: Rina Hapsari
