
dok. Tangkapan Layar YouTube Setpres
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Jakarta
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah tengah memfinalisasi mekanisme program magang industri bagi lulusan perguruan tinggi (fresh graduate). Program ini ditargetkan bisa mulai berjalan secara nasional pada kuartal IV 2025.
“Program magang sedang dimatangkan bersama Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Pendidikan Tinggi-Riset-Teknologi. Salah satu syaratnya adalah lulusan maksimal satu tahun, sehingga benar-benar fresh graduate yang bisa ditarik perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Harapannya pada kuartal IV sudah bisa jalan di seluruh Indonesia,”ujar Airlangga usai rapat di Istana, Selasa, 16 September 2025.
Program magang berbayar ini menjadi salah satu unggulan dalam Paket Ekonomi 2025 yang baru saja diluncurkan pemerintah. Pada tahap awal, program ditargetkan menyerap 20 ribu peserta dengan dukungan uang saku setara Upah Minimum Provinsi (UMP) selama enam bulan. Pemerintah menyiapkan anggaran Rp198 miliar untuk mendukung pelaksanaannya.
Airlangga menekankan, program ini diharapkan mampu mencetak lebih banyak talenta digital guna memperkuat akselerasi transformasi ekonomi nasional.
“Digitalisasi kini menjangkau hampir semua disiplin ilmu, bukan hanya teknik atau teknologi. Karena itu, kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri menjadi penting untuk memperkuat link and match sekaligus menyiapkan SDM berkualitas,”jelasnya.
Sebagai informasi, selain pengembangan SDM, pemerintah juga menyiapkan langkah memperkuat ekosistem digital, termasuk pemberdayaan UMKM berbasis digital. Salah satunya melalui penyediaan co-working space di Tanah Abang dan Blok M sebagai proyek percontohan, yang nantinya diperluas ke 15 kota lain.
Di tingkat regional, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kerangka kerja ekonomi digital pertama di dunia yang ditargetkan rampung pada 2026. Lewat DEFA, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan tumbuh dua kali lipat menjadi 2 triliun dolar AS pada 2030, dengan kontribusi Indonesia diperkirakan mencapai 500–700 miliar dolar AS.
Airlangga juga menyinggung penguatan infrastruktur digital, mulai dari jaringan 5G, Palapa Ring, BTS, hingga satelit orbit rendah. Indonesia bahkan telah masuk dalam rantai pasok industri semikonduktor global melalui aktivitas assembling, testing, and packaging, dengan target penguasaan desain cip di masa depan.
“Dalam setiap inovasi, kebijakan yang inklusif adalah kunci. Untuk digitalisasi dan AI, wajib hukumnya dibuat terbuka agar anak bangsa bisa terlibat penuh,” tegas Airlangga.
Paket Ekonomi 2025 sendiri dirancang untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, memperluas penyerapan tenaga kerja, serta memperkuat iklim investasi di tengah ketidakpastian global.
Editor: Redaktur TVRINews