
Wamentan Jalin Kerja Sama Internasional untuk Peningkatan Sektor Pertanian
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Dalam upaya mempercepat transformasi pertanian nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono melakukan kunjungan strategis ke salah satu institusi riset pertanian terbaik dunia, Wageningen University and Research (WUR) di Belanda.
Didampingi oleh Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, serta jajaran dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, kunjungan ini menjadi bagian dari misi besar pemerintah Indonesia untuk menjalin kolaborasi internasional di bidang riset dan teknologi pertanian.
"Kami berada di Wageningen University and Research, universitas terbaik dunia di bidang pertanian. Bersama Prof. Arif Satria dan tim, kami mencari solusi atas berbagai tantangan pangan dan pertanian di Indonesia," kata Wamentan dalam keterangannya, dikutip Sabtu 3 Mei 2025.
Lebih lanjut, Wamentan menegaskan bahwa kunjungan itu untuk mengeksplorasi dan mengadopsi teknologi pertanian mutakhir yang relevan bagi kondisi Indonesia. Upaya itu untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi ketergantungan impor, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kita mencari solusi teknologi terbaik, mana yang bisa kita adopsi dan mana yang bisa kita kerjakan. Semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan petani kita dan meningkatkan produktivitas Pertanian nasional supaya kita tidak impor, dan saatnya kita harus perbanyak ekspor," Ungkapnya.
Langkah tersebut bertujuan mewujudkan swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat penuh dalam sektor pangan melalui peningkatan ekspor hasil pertanian.
"Sehingga kita bisa segera mewujudkan swasembada pangan dan menjadi negara yang betul-betul berdaulat dalam bidang pangan," ucapnya.
Dalam dialog bersama peneliti WUR, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar itu juga menyoroti isu krusial terkait produktivitas kedelai, komoditas penting yang masih bergantung pada impor dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Indonesia tidak bisa terus bergantung pada kedelai impor. Kita butuh terobosan teknologi agar petani mampu memproduksi kedelai secara lebih efisien dan berdaya saing," tegas Wamentan Sudaryono.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai potensi kerja sama seperti pengembangan varietas kedelai unggul yang adaptif terhadap iklim tropis, Pemanfaatan sistem pertanian presisi (precision farming) berbasis data dan kecerdasan buatan, model pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi input dan hasil panen, serta pertukaran peneliti dan pelatihan teknis bagi petani serta akademisi Indonesia.
"Kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal memperkuat sistem riset, inovasi, dan pendidikan pertanian di tanah air," ujarnya
Wageningen University dikenal luas karena kepemimpinannya dalam bidang agroteknologi, bioteknologi, dan riset pertanian tropis. Indonesia berharap dapat memanfaatkan keunggulan tersebut untuk mempercepat pencapaian target swasembada pangan sekaligus membangun ekosistem pertanian modern yang berbasis sains dan teknologi.
Wamentan Sudaryono menegaskan, bahwa Kementerian Pertanian membuka diri untuk semua bentuk inovasi dan kemitraan yang bisa mendorong pertanian Indonesia menjadi mandiri, modern, dan mendunia.
"Kunjungan ini menjadi simbol kuat bahwa pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan krisis pangan dan ketergantungan impor serta peningkatan kesejahteraan petani," tandasnya.
Baca Juga: DPR Desak Kemenag Tertibkan Travel Nakal yang Gunakan Visa Non-Haji
Editor: Redaktur TVRINews
