
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan terbaru penanganan bencana di Sumatra dan Aceh pada Selasa, 2 Desember 2025 sore.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan operasi pencarian dan distribusi bantuan masih berjalan penuh di seluruh wilayah terdampak.
“Korban meninggal dunia 708 jiwa, sementara 499 jiwa masih dilaporkan hilang,” kata Muhari yang dikutip tvrinews.com dalam keterangan pers yang ditayangkan secara daring, Selasa, 2 Desember 2025.
Ia merinci Sumatra Utara (Sumut) menjadi wilayah paling terdampak dengan 294 korban jiwa dan 155 orang hilang, terutama di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara. Menurutnya, distribusi logistik terus dikejar melalui tiga jalur.
“Untuk jalur darat kita sudah menjalankan enam truk dengan tonase masing-masing 15 ton. Dari laut, ada 100 ton beras dari Jakarta yang akan tiba di Sibolga untuk kemudian didistribusikan ke kabupaten dan kota terdampak,” ujar Muhari.
BNPB juga memaksimalkan pengiriman lewat udara untuk wilayah yang belum bisa ditembus.
“Saat ini ada tujuh heli beroperasi dan akan ditambah. Tonase memang terbatas, tapi sangat penting untuk daerah yang tidak bisa ditempuh lewat darat,” kata Muhari.
Ia menambahkan BNPB, TNI, Polri, dan Basarnas menargetkan pengoperasian hingga 30 unit heli dan pesawat kecil.
Di Aceh, jumlah korban meninggal tercatat 218 jiwa dan 227 orang masih hilang. Abdul menyebut cuaca yang lebih cerah membantu percepatan operasi.
“Modifikasi cuaca terus dilakukan agar pencarian tidak terganggu hujan. Ini juga mempercepat pembukaan akses jalan yang sebelumnya tertutup longsor dan lumpur,” ucap Muhari.
Hari ini, helikopter sudah mengirim logistik ke Aceh Tengah, termasuk makanan siap saji, selimut, matras, serta bantuan Presiden Prabowo Subianto berupa obat-obatan dan vitamin. Dua truk TNI juga mengirim logistik ke Nagan Raya.
Akses darat dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang dilaporkan mulai terbuka meski masih ada genangan. Abdul menilai jalur ini krusial.
“Jalur lintas timur Banda Aceh nantinya akan menjadi urat nadi distribusi logistik. Masih ada dua jembatan yang rusak, tapi pemulihan terus dikejar,” tutur Muhari.
Untuk mendukung operasi di Aceh, posko juga mengoperasikan kapal ekspres Bahari dari Banda Aceh menuju sejumlah daerah pesisir timur seperti Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang. Kapal ini dapat membawa 25–30 ton logistik sekali perjalanan.
Di Sumatra Barat, BNPB mencatat 196 korban jiwa dan 117 orang hilang. Fokus utama pemulihan ada di Agam dan Padang Panjang, terutama pada akses yang tertutup material dari kawasan Gunung Singgalang. Empat helikopter dan satu pesawat karavan dikerahkan untuk mendukung operasi.
“Ini semua terus kita percepat. Targetnya, akses terbuka dan suplai logistik terpenuhi sambil pencarian tetap berjalan,” kata Muhari.
Editor: Redaktur TVRINews
