
HO-Kemlu RI
Penulis: Alfin
TVRINews, Jakarta
Diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Sugiono mendapat sorotan positif dari kalangan akademisi. Menlu Sugiono baru-baru ini bertemu dengan Menlu AS untuk negosiasi perihal kebijakan tarif impor Trump.
Ketua Harian Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI), Yuliandre Darwis, menilai pendekatan diplomasi yang dijalankan saat ini berhasil membuka akses penting dalam hubungan bilateral, termasuk dengan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut disampaikan Andre menyusul pertemuan antara Menlu Sugiono dan Menlu AS di Washington D.C, dalam rangka membahas kebijakan tarif impor era Presiden Donald Trump. Pertemuan itu menjadi langkah lanjutan dari negosiasi bilateral yang juga diikuti oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang secara resmi diterima di Washington untuk negosiasi tarif bilateral dengan Pemerintah AS di tengah tren proteksionisme global yang kian menguat,” ujar Andre, Kamis, 17 April 2025.
Yuliandre yang juga, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia periode 2016–2019 itu menyebutkan, Indonesia menjadi negara ASEAN pertama yang diterima secara resmi oleh Menlu AS pasca transisi pemerintahan Joe Biden dan Donald Trump. Menurut Andre, ini menjadi sinyal kuat kepercayaan Amerika terhadap arah kebijakan luar negeri Indonesia.
Andre berharap hasil dari negosiasi ini tidak hanya menghasilkan penurunan tarif impor, tetapi juga berdampak pada sejumlah program strategis Presiden Prabowo, termasuk percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan sektor digital dan kreatif, serta hilirisasi komoditas.
Ia memuji pendekatan diplomasi aktif dan langsung yang dijalankan oleh Presiden dan Menlu. Gaya ini disebutnya sebagai pendekatan diplomats in chief, yakni pemimpin yang terjun langsung dalam menjalankan diplomasi.
“Presiden Prabowo, dengan latar belakang militer dan pengalaman panjang di kancah global, mengeksekusi diplomasi bukan sekadar sebagai urusan protokoler, melainkan sebagai arena strategis untuk mengamankan kepentingan nasional,” ujar Andre.
Menurutnya, pendekatan tersebut berhasil membawa hasil konkret dalam bentuk kerja sama investasi, dukungan politik, serta pengaruh strategis yang memperkuat posisi Indonesia secara global.
Andre juga menilai Menlu Sugiono menghadirkan gaya diplomasi baru yang lebih tegas dan efektif, berkat latar belakangnya sebagai prajurit Kopassus. Sugiono dinilai berhasil mempercepat proses diplomasi yang selama ini dianggap lamban.
“Sugiono berhasil mengubah pendekatan diplomasi Indonesia menjadi lebih taktis, lebih cepat, dan jauh lebih efektif di lapangan,” ujar Andre.
Ia menyimpulkan bahwa duet kepemimpinan Prabowo dan Sugiono telah menciptakan babak baru dalam sejarah diplomasi Indonesia. Dunia kini memandang Indonesia sebagai negara yang berani bersuara, dihormati, dan mampu bertindak.
“Sinergi kepemimpinan Presiden Prabowo dan Menlu Sugiono telah mengangkat diplomasi Indonesia ke level yang belum pernah tercapai sebelumnya. Mereka adalah diplomat utama bangsa—diplomats in chief—yang membuktikan bahwa diplomasi bukan hanya seni bicara, tapi seni bertindak dan menghasilkan,” tutup Andre.
Baca Juga: Airlangga Pastikan Impor Pangan dari AS Tak Ganggu Swasembada
Editor: Redaktur TVRINews
