
Foto: Museum Pusaka Nias (museum-nias.org)
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Sumatera Utara
Museum Pusaka Nias saat ini memamerkan koleksi cetakan wajah manusia Indonesia yang menjadi sampel penelitian ras kemanusiaan yang dilakukan oleh antropolog kolonial Belanda pada zaman penjajahan ratusan tahun lalu.
Pameran ini tidak hanya mengandung nilai sejarah, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi saat ini untuk mengenang kehidupan leluhur pada masa lampau.
Bekerja sama dengan Museum Universitas Utrecht Belanda dan konsorsium peneliti Pressing Matter dari VU University Amsterdam Belanda, Museum Pusaka Nias menyelenggarakan pameran terbaru mengenai koleksi cetakan wajah manusia Indonesia, khususnya dari orang Nias, pada masa pendudukan Belanda di Nusantara.
Sebanyak 64 cetakan wajah orang Nias (Ono Niha) dipajang dalam pameran ini, yang merupakan hasil penelitian oleh seorang antropolog Belanda bernama Kleiweg de Zwaan.
Penelitian ini bertujuan untuk melahirkan ilmu pengetahuan tentang ras manusia berdasarkan bentuk tubuh.
Pihak konsorsium peneliti Pressing Matter dari VU University Amsterdam menjelaskan bahwa ada tiga museum di Belanda yang memiliki koleksi cetakan wajah orang Nias pada masa kolonial, termasuk sejumlah benda budaya dan artefak Nias.
Saat ini, koleksi tersebut dipamerkan di Indonesia melalui Museum Pusaka Nias sebagai upaya rehumanisasi serta pengembalian sejarah zaman penjajahan yang perlu diketahui oleh generasi saat ini.
Dalam forum diskusi bertema Kolonialisme dan Pusaka Leluhur Nias, sejumlah warga mengungkapkan pandangannya bahwa cetakan wajah tersebut menawarkan jendela unik ke dalam kehidupan leluhur Nias.
Pameran ini juga membuka wawasan menarik tentang sejarah dan budaya Nias pada masa kolonial.
Pihak Museum Pusaka Nias juga terus didorong untuk bekerja sama dengan museum-museum di Belanda guna mengembalikan sejumlah benda budaya Nias yang berada di negara-negara Eropa.
Pengenalan benda-benda budaya dan sejarah ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa dan interaksi dengan kaum kolonial pada masa itu.
"Kini, kita harus bangkit sebagai negara yang telah merdeka," ujar salah satu pengunjung pameran.
Pameran ini menjadi sarana untuk mengenang dan menghargai sejarah bangsa Indonesia, khususnya dalam konteks kehidupan masyarakat Nias yang sering terlupakan dalam narasi sejarah kolonial.
Editor: Redaktur TVRINews
