Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Yogyakarta
Fajar Sidik Abdullah Kelana terpilih sebagai salah satu dari 20 insinyur muda terbaik dalam International James Dyson Awards, yang diciptakan oleh salah satu insinyur dan penemu paling terkenal di Inggris, James Dyson. Dalam ajang tersebut, Fajar mengembangkan dan membuat inovasi teknologi perikanan yang diberi nama Banoo.
Fajar Kelana adalah pria kelahiran tahun 1994 yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah. Fajar dibesarkan oleh ibunya, seorang buruh tani dan seorang ibu tunggal (single parent). Tidak hanya itu, Ayah Fajar telah meninggal dunia karena kecelakaan di Sragen ketika masih berusia satu minggu setelah Fajar lahir.
“Saya dari latar belakang keluarga yang tidak punya privilege sama sekali, buruh tani miskin setelah itu bapak saya juga meninggal 7 hari setelah saya lahir. Jadi, memang ibu saya single parent tidak ada alasan buat kita maju mengembangkan sesuatu,” tutur Fajar Sidik Abdullah Kelana, Jumat, 14 Juli 2023 di Yogyakarta.
Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor Landa Korsel, KBRI Seoul: Tidak Ada WNI yang Jadi Korban
Sehingga, Fajar sempat ingin diadopsi oleh pasangan guru, tetapi ibunya bersikeras ingin membesarkan Fajar serta kakaknya dengan segala keterbatasan pada waktu itu.
Pada tahun 1998, saat berusia 4 tahun, Fajar dibawa sang ibu ke Jakarta untuk memperbaiki nasib. Terlebih saat kondisi krisis ekonomi dan juga berdampak pada sektor pertanian Sragen yang tidak baik.
Saat waktu tiba di Jakarta, ibu Fajar bekerja serabutan, mulai dari ART, berjualan makanan, dan lainnya. Fajar bersekolah dari SD hingga SMA di Jakarta atas dukungan ibunya dan beasiswa dari orang tua angkatnya.
Fajar Sidik Abdullah terus berjuang melanjutkan jenjang pendidikan dan berhasil diterima di Universitas Gajah Mada tahun 2012 dengan bantuan orang tua asuh dan pengurangan biaya dari UGM, Yogyakarta sebagai Sarjana Teknik Mesin.
Setelah lulus S1, Fajar bersama teman-temannya mendirikan sebuah startup dalam bidang budidaya perikanan bernama Banoo.id, yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan pembudidayaan ikan dengan inovasi dan teknologi. Selain itu, ia juga mendapatkan beasiswa LPDP untuk yang kurang mampu.
Selanjutnya Fajar mengejar mimpinya dengan melanjutkan pendidikan tinggi S2 ke luar negeri. Dalam hal ini, ia sebisa mungkin menabung dari beasiswa dan lomba untuk persiapan kuliah di luar negeri.
Gelar Master di KTH Royal Institute, Swedia dalam bidang manajemen inovasi dan pengembangan produk menjadi perguruan tinggi pilihannya.
Baca juga: Tingkatkan SDM, IPSI Sulbar Gelar Upgrading Wasit Juri dan Pelatih
Dalam hal ini, Fajar mampu mengembangkan inovasi teknologi perikanan bernama Banoo yaitu alat microbubble generator untuk budi daya ikan yang mampu menghasilkan gelembung udara berukuran 40 mikron di dalam air dan bisa meningkatkan dissolved oxygen atau oksigen larut di dalam air hingga 10 ppm.
Berikut adalah beberapa bagian prestasi dari Fajar Sidik Abdullah Kelana yaitu 20 Insinyur & Innovator Muda Terbaik Dunia James Dyson Award 2022, Grand Prize Winner of Imperial Enterprise Lab WE Innovate 2022, NEOM Food Changemaker Award 2022, MATAGARUDA Prize 2021: Science and Technology, Grand Prize Winner of Thought For Food Innovation Challenge 2020, dan masih banyak lagi.
Editor: Redaktur TVRINews