
BGN: Program MBG Bukan Proyek Bisnis, tapi Wujud Kepedulian Presiden Prabowo Tuk Anak Bangsa
Penulis: Intan Kw
TVRINews, Jakarta
Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan kembali bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah proyek komersial, melainkan wujud nyata kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap anak-anak Indonesia.
“Program MBG ini bukan bisnis. Ini adalah kecintaan Pak Prabowo pada anak-anak Indonesia,” kata Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang dalam siaran persnya yang dikutip tvrinews.com, Rabu, 15 Oktober 2025.
Nanik kemudian mengisahkan awal mula lahirnya gagasan program makan bergizi dari pengalaman pribadi Presiden Prabowo lebih dari satu dekade lalu.
“Dulu di tahun 2012, saya melaporkan kepada Pak Prabowo setelah bertemu ibu-ibu yang memisahkan makanan pabrik. Mereka pisahkan yang kotor dan yang bersih. Setelah diikuti, ternyata ibu-ibu itu memberi makan anaknya dengan makanan sisa buruh pabrik. Di sana Pak Prabowo merasa geram dan bilang: ‘Saat saya menjadi Presiden nanti, semua anak Indonesia akan saya beri makan tiap hari.’ Itulah asal mula kenapa MBG dimulai,” ungkap Nanik.
Selain itu, Nanik juga menyoroti sejumlah dapur mitra MBG yang dinilai belum memenuhi standar kelayakan.
“Dari Kuningan sampai NTB, saya sudah melihat beberapa dapur yang tidak layak. Saat awal launching, dapur yang belum diepoksi tidak boleh jalan. Tapi sekarang, banyak dapur yang belum diepoksi tapi sudah beroperasi," ujarnya.
Nanik kemudian menekankan pentingnya tanggung jawab bersama antara BGN, mitra dapur, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memperbaiki kekurangan di lapangan.
“Kita harus akui ini kelalaian kita bersama. Ini salah BGN, mitra, dan SPPG yang harus kita perbaiki bersama,” ucap Nanik.
Lebih lanjut, Nanik mengingatkan agar seluruh pihak tidak mengambil keuntungan berlebih dari bahan baku makanan.
“Jangan sampai ada yang mengurangi bahan baku. Pak Prabowo sampai menghitung sendiri menu itu, dan beliau berkesimpulan dengan Rp10.000 itu masih bisa pakai ayam dan telur. Jadi jangan dimarkup. Anggaran bahan baku itu harus penuh. Selain susu, harus ada dua lauk, bukan satu,” tuturnya.
Editor: Redaksi TVRINews