Penulis: Fityan
TVRINews – Banda Aceh
Pemulihan Akses Prioritas Utama, Data Terdampak Hampir Dua Juta Jiwa
Pemerintah Provinsi Aceh secara resmi memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi menyusul dampak parah banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut.
Keputusan ini diambil setelah rapat evaluasi yang mengungkap bahwa jumlah korban meninggal dunia telah mencapai angka 407 orang.
Perpanjangan masa darurat ini ditetapkan dalam rapat yang dipimpin oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, di Pendopo Gubernur Aceh pada Rabu malam 10 Desember 2025.
Status tanggap darurat yang semula akan berakhir pada 11 Desember 2025, diperpanjang selama 14 hari, berlaku mulai 12 hingga 25 Desember 2025.
Gubernur Mualem menjelaskan bahwa perpanjangan ini merupakan keharusan mengingat kompleksitas penanganan bencana di lapangan.
“Penanganan masih membutuhkan kerja intensif, terpadu, dan terkoordinasi, baik untuk evakuasi, distribusi logistik, maupun pembenahan kerusakan jalan dan jembatan,” ujar Gubernur, merujuk pada kebutuhan mendasar yang masih harus dipenuhi seperti dikutip oleh BNPD Aceh.
Pemulihan Akses Jadi Prioritas Utama
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, yang turut hadir dalam rapat, memaparkan laporan terkini mengenai kondisi penanganan bencana hingga hari ke-13.
Data kumulatif menunjukkan dampak bencana sangat luas, dengan total warga terdampak mencapai 1.951.426 jiwa. Selain 407 korban meninggal dunia, tercatat 479 orang luka berat dan 3.845 orang luka ringan.
Kerusakan infrastruktur publik dan properti pribadi tercatat cukup signifikan, mencakup 461 titik kerusakan jalan, 332 unit jembatan, dan lebih dari 157.000 unit rumah yang mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Sekda M. Nasir menekankan bahwa pemulihan akses, khususnya konektivitas jalan dan jembatan, menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Ia menyebutkan kerusakan parah jembatan di beberapa lokasi, seperti Simpang KKA dan wilayah Bener Meriah, memerlukan penanganan segera.
“Laporan Kementerian PU menyebut tinggal delapan kilometer lagi sebelum masuk wilayah Bener Meriah. Kita kejar konektivitas ini agar pasokan logistik wilayah tengah tidak terganggu,” pungkas M. Nasir, menegaskan fokus pemerintah pada percepatan pemulihan akses vital.
Selain itu, Sekda juga menyoroti pentingnya sinkronisasi data korban di tingkat kabupaten/kota untuk memastikan informasi yang akurat, terutama terkait laporan warga hilang yang sudah ditemukan.
Proses evakuasi diperkirakan masih membutuhkan waktu 2-3 hari lagi, dengan rencana melibatkan relawan lokal guna mempercepat penjangkauan di tingkat desa. Distribusi logistik dipastikan akan terus berlanjut hingga seluruh warga dapat kembali ke kediaman mereka.
Editor: Redaksi TVRINews
