
Wamen PPPA Dukung Pelatihan Disabilitas di Bogor
Penulis: Alfin
TVRINews, Bogor
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, mengunjungi Sentra Terpadu Inten Soeweno di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Veronica Tan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari berbagi praktik baik dalam pelatihan vokasi serta penyaluran kerja bagi penyandang disabilitas.
Fokus utamanya adalah perempuan dan anak penyandang disabilitas, sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan pelatihan kerja inklusif dan responsif.
“Kemen PPPA mendukung penuh penguatan kurikulum pelatihan vokasional yang tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip inklusi sosial dan kesetaraan gender,” ujar Veronica Tan, dikutip dari siaran pers Biro Humas dan Umum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rabu, 23 April 2025.
Ia menambahkan, pelatihan kerja yang responsif terhadap kebutuhan khusus akan membuka peluang kerja layak dan mandiri. Untuk itu, diperlukan sinergi lintas sektor, termasuk dunia usaha, dalam program pelatihan perempuan dan anak penyandang disabilitas.
Data Kemenko PMK menunjukkan, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22 juta jiwa atau 8,5% dari total populasi. Namun, partisipasi mereka dalam dunia kerja masih rendah, hanya sekitar 45%. Banyak di antaranya bekerja di sektor informal yang belum memberikan perlindungan sosial dan kepastian kerja.
“Kami memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal, termasuk perempuan dan anak penyandang disabilitas. Praktik baik seperti ini harus diperluas agar semua warga merasakan manfaat pembangunan secara adil dan setara,” ungkap Veronica.
Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Sosial yang telah berkontribusi besar dalam penyelenggaraan pelatihan vokasional serta penyaluran kerja bagi penyandang disabilitas.
“Kolaborasi lintas sektor adalah kunci memperluas cakupan dan memastikan keberlanjutan program. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada Sentra Terpadu Inten Soeweno yang telah menjadi contoh pelayanan sosial yang terintegrasi dan kolaboratif,” katanya.
Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno, Romal Sinaga, menyampaikan bahwa keberhasilan program vokasi ini terwujud berkat kerja sama erat dengan dunia usaha dan pemangku kepentingan lain melalui nota kesepahaman.
“Setelah menyelesaikan pelatihan, mereka dapat bekerja, mandiri, membantu keluarganya, dan memberdayakan diri. Ini langkah penting memutus rantai kemiskinan, termasuk pada perempuan dan anak penyandang disabilitas,” jelas Romal.
Sentra Terpadu Inten Soeweno yang berada di bawah Kementerian Sosial telah berdiri sejak 1998. Sentra ini menyediakan layanan rehabilitasi sosial terpadu, mulai dari pelatihan vokasi, bimbingan sosial, terapi, hingga fasilitasi penyaluran kerja. Dengan menggandeng dunia usaha dan lembaga pelatihan, Sentra menjadi model layanan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Deputi Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menyampaikan pentingnya sinergi antarlembaga agar layanan kepada kelompok rentan lebih terintegrasi.
“Kolaborasi bukan hanya soal bekerja bersama, tapi juga menyatukan visi dan strategi. Sentra Inten Soeweno telah menunjukkan praktik baik dalam pelayanan sosial,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bappenas, Maliki, menyampaikan bahwa peningkatan partisipasi kerja penyandang disabilitas dilakukan melalui strategi seperti pemetaan kondisi, pencocokan kerja, hingga pemantauan berkala.
“Kami memperkuat peran Unit Layanan Disabilitas agar penyandang disabilitas mendapatkan tempat kerja yang layak sesuai potensi dan keterampilan mereka,” jelasnya.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antarinstansi dapat menghadirkan kebijakan inklusif demi pembangunan manusia Indonesia yang adil dan berkelanjutan.
Editor: Redaktur TVRINews