Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Toraja
Tradisi budaya Rambu Solo atau upacara pemakaman adat Toraja kembali menjadi magnet utama yang mendorong peningkatan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, ke Kabupaten Toraja Utara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara, Matius Sampelalong mengungkapkan bahwa kehadiran wisatawan semakin meningkat, terutama sejak bulan Juli hingga September, yang dikenal sebagai musim ramai pelaksanaan Rambu Solo.
“Peningkatannya bisa sampai 40 persen di bulan Juli sampai September. Karena pada bulan itu banyak Rambu Solo digelar, bersamaan juga dengan liburan anak sekolah,” ungkap Matius kepada tvrinews.com pada Kamis, 31 Juli 2025.
Baca Juga: Perangi Stunting, Komisi IX Gulirkan Program Makan Bergizi Gratis di Bengkulu
Ia menjelaskan, wisatawan mancanegara bahkan telah terbiasa menyesuaikan jadwal kunjungan mereka dengan agenda Rambu Solo yang dirilis oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Jadwal tersebut digunakan para pemandu wisata sebagai panduan untuk membawa tamu ke lokasi-lokasi upacara adat.
“Sudah ada rundown-nya di dinas. Guide melihat itu, dan mancanegara mulai berdatangan sejak acara seperti Mak Paroalang atau Mak Pasonglok. Mereka bahkan ikut terlibat, seperti membantu keluarga membawa kain merah. Jumlahnya banyak sekali,” katanya.
Lebih lanjut, Matius menyebut bulan Juli sebagai waktu yang sangat sakral dan strategis. Masyarakat adat Toraja, khususnya dari kalangan bangsawan (parenge), secara tradisi memilih bulan ini untuk menggelar upacara adat.
“Orang Toraja menyebutnya bulan orang tua. Mereka lihat bulannya. Biasanya tidak ada yang buat Rambu Solo di bulan Februari atau Januari. Yang ramai itu Juli ke atas, termasuk September,” tambahnya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga terus melakukan berbagai langkah strategis untuk mendukung kenyamanan wisatawan dan menjaga keberlanjutan destinasi wisata. Salah satu fokus utama adalah pemeliharaan dan pembenahan infrastruktur penunjang wisata.
“Kami terus menghimbau pemilik destinasi untuk menjaga kebersihan. Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan dinas lain agar akses jalan ke destinasi bisa diperbaiki. Contohnya di Lolai, dulu tidak bisa dilalui, sekarang sudah diaspal,” jelas Matius.
Dengan perpaduan antara kekayaan budaya dan perbaikan infrastruktur, pemerintah daerah optimis kunjungan wisatawan ke Toraja Utara akan terus meningkat di masa mendatang.
Editor: Redaktur TVRINews