Penulis: Freddy Ladi
TVRINews, Sumba Barat Daya
Di Desa Tena Teke, kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, terdapat sebuah sumber mata air yang menjadi keajaiban alam dan sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat di wilayah tersebut. Sumber mata air ini dikenal dengan nama We'e Tena dan dianggap sebagai tempat yang khusus dan dikeramatkan oleh warga kampung Manola. Daerah ini memiliki sebuah slogan yang menggambarkan keistimewaan dan pentingnya We'e Tena bagi kehidupan masyarakat setempat: "Tena Teke Dittaka, Padou Kouba Inda Bata, Buru Deilo Mandungo, Padou Raba Inda Bera."
Keindahan Hutan We'e Tena dan Kekeramatannya pada Masa Lampau.
Jauh sebelum tahun 1970-an, hutan We'e Tena merupakan hutan yang sangat lebat dan mempesona. Dalam hutan ini, terdapat keanekaragaman hayati, seperti Bambu hutan, Ular besar jenis piton, burung kakatua, dan kelelawar. Hutan ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat, terutama bagi Suku wella Godo, yang sering melakukan ritual adat sebagai ungkapan penghormatan dan keharmonisan dengan alam.
Ritual-ritual khusus dilakukan sebelum tanam padi dan pasca panen untuk memohon kesuburan dan keberkahan. Namun, seiring berjalannya waktu, praktik-praktik ini mulai berkurang dan bahkan sudah tidak pernah dilakukan lagi. Meskipun demikian, hutan We'e Tena tetap dijaga dan dilindungi oleh Rato Umbu Limbu dari Suku Wella Godo, yang memegang peran penting dalam menjaga kesakralan dan kelestarian alam ini.
Ancaman Terhadap Kelestarian Hutan We'e Tena.
Eduardus Malo Ngongo, seorang warga kampung Pu'u Magho, mengungkapkan bahwa sejak tahun 1970-an, hutan We'e Tena telah mengalami perubahan drastis. Hutan yang dulunya dianggap keramat dan suci, kini menghadapi ancaman serius akibat penambangan hutan dan pemotongan kayu besar secara ilegal. Perubahan ini menyebabkan keberadaan hutan dan kehidupan alam di sekitarnya semakin terancam.
Menurut Eduardus Malo Ngongo, pada zaman dahulu, bahkan kentut saja tidak bisa dilakukan di dalam hutan karena diyakini akan menyakiti atau mengganggu keberadaan roh-roh yang ada di dalamnya. Namun, dengan semakin berkurangnya ketaatan terhadap tradisi dan ritual, penghormatan terhadap alam dan hutan juga semakin menurun.
"Pada zaman dulu kalau ke hutan We'e Tena kita harus teriak sebelum memasuki hutan, teriak untuk memberitahukan pemilik hutan bahwa kita mau mandi dan timba air, teriaknya seperti ghu.. ghu.. Ghu.. Sebanyak tiga kali" Ungkap Eduardus Malo Ngongo kepada TVRINews.
Pentingnya Melindungi Sumber Mata Air We'e Tena.
Yanuarius Selvian Bili, seorang tokoh masyarakat setempat, berpendapat bahwa sumber mata air We'e Tena harus dijaga dan dilindungi dengan sungguh-sungguh. Sumber mata air ini merupakan aset berharga bagi seluruh masyarakat di Tena Teke, karena merupakan sumber kehidupan yang vital. Ia menyatakan keprihatinannya bahwa jika hutan We'e Tena terus dibabat secara ilegal, sumber mata air ini bisa mengering dan mengakibatkan kesulitan besar bagi seluruh masyarakat.
Air We'e Tena bukan hanya untuk kebutuhan air minum manusia, tetapi juga untuk hewan ternak dan mengairi sawah untuk pertanian. Hilangnya sumber mata air ini dapat mengancam ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kita berharap agar ada upaya penataan kembali hutan We'e Tena karena kalau dibiarkan secara terus menerus dibabat maka sangat berbahaya di masa-masa yang akan datang" Ungkapnya kepada TVRINews.
Upaya Pelestarian dan Pengelolaan Hutan We'e Tena
Untuk melindungi sumber mata air We'e Tena dan menjaga keberlanjutan ekosistemnya, diperlukan upaya pelestarian dan pengelolaan yang serius. Suku Wella Godo dan masyarakat setempat dapat berperan aktif dalam menjaga hutan dan mengembalikan rasa ketaatan terhadap tradisi adat yang melibatkan penghormatan terhadap alam.
Selain itu, pemerintah daerah dan pihak terkait juga harus terlibat dalam upaya pemantauan dan penegakan hukum terhadap penambangan hutan ilegal dan pengrusakan lingkungan. Pembangunan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan sumber mata air We'e Tena juga perlu dilakukan melalui pendidikan dan kampanye lingkungan.
Melalui kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya, harapan akan kelestarian hutan We'e Tena dan sumber mata airnya dapat terwujud. Dengan menjaga warisan alam ini, generasi masa depan akan tetap dapat menikmati keajaiban alam dan manfaatnya untuk kelangsungan kehidupan.
Editor: Redaktur TVRINews