
Hey Bali Hadirkan Solusi Praktis Wisatawan dengan Sentuhan Kearifan Lokal
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Denpasar
Di tengah persaingan ketat industri pariwisata Bali, sebuah inisiatif lokal bernama Hey Bali menawarkan pendekatan berbeda dengan mengedepankan kearifan budaya Tri Hita Karana. Program yang dijalankan PT Hey Timur Indonesia ini fokus membantu wisatawan mengatasi masalah teknis sederhana namun penting selama berlibur di Pulau Dewata.
Diluncurkan pada Agustus 2023, Hey Bali telah membantu lebih dari 1.000 wisatawan mancanegara. Layanan utama yang disediakan meliputi pemberian adaptor listrik gratis dan bantuan barang tertinggal di akomodasi wisata.
Berdasarkan data Agustus 2023 hingga Mei 2024, sebanyak 72% wisatawan dari Eropa, Amerika dan Australia mengalami kendala colokan listrik yang tidak sesuai. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Hey Bali telah membagikan lebih dari 2.200 adaptor secara cuma-cuma.
Layanan ini dapat diakses di pusat operasional Hey Bali di Jalan Kubu Anyar No. 88x, Kuta, Badung, yang buka setiap hari pukul 09.00–20.00 WITA.
“Data kami menunjukkan dua dari lima wisatawan baru mengalami kesulitan teknis dengan colokan listrik pada hari pertama kedatangan. Ini titik awal kami membangun pengalaman wisata yang bebas stres,” ujar Giostanovlatto, pendiri Hey Bali.
Hey Bali membangun pelayanannya berdasarkan konsep Tri Hita Karana, harmoni dalam budaya Bali. Filosofi tersebut diwujudkan dalam tiga aspek:
* Pawongan (Harmoni dengan Sesama): Layanan diberikan dengan semangat ngayah atau pengabdian, tanpa mengedepankan kepentingan komersial.
* Palemahan (Harmoni dengan Alam): Penggunaan adaptor yang dapat dipakai ulang diperkirakan membantu mencegah sekitar 1,2 ton sampah elektronik dari adaptor plastik sekali pakai.
* Parahyangan (Harmoni dengan Spiritual): Dengan meminimalkan masalah teknis, wisatawan diharapkan lebih fokus menikmati sisi budaya dan spiritual Bali.
Selama sembilan bulan operasional, Hey Bali menangani rata-rata 10 kasus barang tertinggal setiap bulan. Barang yang ditemukan antara lain paspor, kartu kredit, perangkat elektronik, hingga barang berharga lainnya.
Selain itu, disediakan juga layanan penitipan bagasi dengan tarif Rp25.000 per barang per hari. Sekitar 40 hingga 50 bagasi dititipkan setiap pekan oleh wisatawan yang ingin menikmati waktu sebelum keberangkatan tanpa membawa beban.
“Yang kami bangun bukan sekadar bisnis, melainkan ekosistem layanan yang memanusiakan. Setiap masalah kecil yang kami selesaikan adalah bagian dari kontribusi untuk pengalaman terbaik tentang Bali,” tambah Giostanovlatto.
Kehadiran Hey Bali memberikan perspektif baru dalam pariwisata Bali. Tidak hanya menyelesaikan persoalan praktis wisatawan, inisiatif ini juga menegaskan bahwa nilai-nilai lokal dapat diterapkan menjadi solusi nyata, sekaligus memperkuat identitas Bali sebagai destinasi budaya di tengah arus modernisasi.
Editor: Redaktur TVRINews
