
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Ferdiyus, menyampaikan bahwa pada hari ke-22 pasca-bencana banjir di Aceh, fokus utama pihaknya adalah penanganan kesehatan dan distribusi obat-obatan bagi masyarakat terdampak.
Ferdiyus menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan telah membentuk empat Pos Komando Utama (POSKU) di Pidie Jaya, Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Langsa, yang menjadi pusat koordinasi tim kesehatan untuk sembilan kabupaten kota terdampak paling parah.
“Setiap hari kami menyalurkan obat-obatan dan makanan tambahan bagi kelompok rentan, termasuk ibu hamil, anak balita, dan lansia. Kami juga menyiapkan tim surveilans untuk memantau potensi penyakit menular,” ujar Ferdiyus dalam konferensi pers Update Penanganan Bencana Banjir Longsor, di Kantor BNPB, Jumat (19/12/2025).
Ferdiyus menambahkan, hingga kini sebanyak 794 tenaga kesehatan dari berbagai disiplin, termasuk dokter umum, dokter spesialis, perawat, sanitarian, dan tenaga logistik, dikerahkan untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan. Dari 366 Puskesmas, hanya 30 yang belum beroperasional, sementara hampir seluruh rumah sakit pemerintah telah melayani pasien, meski beberapa fasilitas masih mengalami kerusakan akibat banjir.
Ferdiyus mengungkapkan, tindakan preventif dilakukan untuk mencegah penyakit menular seperti ISPA, diare, dan campak.
“Kami memantau dengan ketat kasus campak yang baru tercatat sembilan kasus, dan menempatkan pasien di lokasi pengusian terpisah untuk mencegah penularan,” jelasnya.
Selain itu, distribusi logistik juga mencakup tabung oksigen ke rumah sakit terdampak, seperti Rumah Sakit Datuk Biru dan Moyangkuta, masing-masing menerima 10 tabung, untuk memastikan pasien tetap mendapatkan layanan medis esensial.
Editor: Redaktur TVRINews
