
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan bahwa pihaknya telah memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara serentak di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi yang melanda tiga provinsi tersebut.
OMC dilaksanakan sebagai bagian dari dukungan mitigasi dan penanganan darurat. Tujuannya mengalihkan awan hujan ke wilayah yang lebih aman agar potensi curah hujan ekstrem di area rawan dapat ditekan.
“Kami melaksanakan OMC di masing-masing provinsi,” ujar Suharyanto.
Di Aceh, operasi mulai dijalankan hari ini, Jumat, 28 November, menggunakan pesawat PK-SNP dari Posko Bandara Sultan Iskandar Muda.
Sementara itu, Sumatera Utara sudah lebih dulu mengawali operasi pada Kamis, 27 November, dari Posko Bandara Kualanamu. Hingga kini, empat sortie penerbangan telah dilakukan dengan total 3.200 kilogram bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO).
Untuk Sumatera Barat, OMC dijadwalkan berlangsung mulai Sabtu (29/11), mengerahkan pesawat PK-DPI dan PK-SNK dari Posko Bandara Internasional Minangkabau.
Intervensi ini menjadi penting mengingat kondisi darurat di lapangan. Hujan ekstrem memicu banjir besar di Aceh, meningkatkan risiko longsor serta banjir bandang di Sumatera Utara, dan menyebabkan kerusakan infrastruktur serta permukiman di Sumatera Barat.
BNPB menegaskan komitmennya mendukung langkah mitigasi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto demi menjaga keselamatan warga.
Saat ini, Kepala BNPB memimpin penanganan darurat tiga provinsi dari Silangit, Tapanuli Utara, bersama Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan.
Dalam waktu dekat, ia dijadwalkan meninjau langsung wilayah terdampak di Aceh, yang sementara dipimpin Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Jarwansyah.
Untuk Sumatera Barat, Sekretaris Utama BNPB Rustian ditugaskan memimpin operasi penanganan darurat di lapangan.
Editor: Redaktur TVRINews
