Penulis: Fityan
TVRINews, Jakarta
Dirayakan setiap purnama bulan Vesakha, Vesak menjadi momen penting umat Buddha melakukan kebajikan dan mengenang tiga peristiwa agung Sang Buddha.
Vesak atau Waisak merupakan salah satu hari suci paling penting dalam agama Buddha, khususnya dalam tradisi Theravada. Hari ini Senin (12/5) memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddhartha Gautama, Sang Buddha: kelahiran, pencerahan (Bodhi), dan wafatnya (Parinibbana), yang diyakini semuanya terjadi pada hari purnama bulan Vesakha—bulan keempat dalam kalender lunar.
Vesak dirayakan pada hari purnama yang jatuh antara bulan April hingga Juni dalam kalender Gregorian, dan menjadi hari libur nasional di banyak negara Asia Tenggara, seperti Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, serta juga dirayakan di negara-negara Asia Timur dan berbagai belahan dunia lainnya.
Penetapan waisak sebagai hari suci internasional dimulai pada tahun 1950 oleh World Fellowship of Buddhists, dan diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai hari peringatan global sejak tahun 1999.
Asal-Usul dan Sejarah Waisak :
Asal-usul Vesak secara pasti memang tidak ditemukan dalam teks kanonik awal Buddha. Namun, catatan dalam Mahavamsa—kronik sejarah Sri Lanka abad ke-5 hingga 6 M—menyebutkan secara eksplisit perayaan Vesak. Catatan serupa juga ditemukan dalam laporan perjalanan peziarah Tiongkok, Faxian, pada awal abad ke-5.
Sebagian sejarawan menduga bahwa perayaan ini diperkenalkan ke Sri Lanka pada masa Raja Ashoka di abad ke-3 SM, seiring dengan penyebaran agama Buddha ke pulau tersebut. Namun bentuk Vesak seperti yang dikenal sekarang terbentuk pada abad ke-19, saat gerakan kebangkitan agama Buddha di Sri Lanka bangkit sebagai respons terhadap kolonialisme Inggris dan dominasi misi Kristen.
Tokoh teosofis Henry Steel Olcott menjadi salah satu figur penting dalam upaya menjadikan Vesak sebagai hari libur resmi. Ia juga turut menciptakan bendera Buddha yang kini dikibarkan saat perayaan Vesak.
Sejak saat itu, Vesak menjadi ajang keagamaan yang juga meriah secara budaya, menyerupai “Natal-nya umat Buddha” dengan parade, lampu-lampu warna-warni, lagu-lagu rohani, hingga pertunjukan kisah kehidupan Sang Buddha. Dijelakan oleh Britannica
Ritual dan Makna waisak :
Vesak dirayakan baik oleh komunitas biarawan (sangha) maupun umat awam. Di vihara, para biksu dan biksuni melakukan pembacaan sutra, berdharmadesana, memandikan patung Buddha, dan mengikuti prosesi keagamaan.
Sementara itu, umat awam mempersembahkan bunga, dupa, serta makanan kepada para bhikkhu. Mereka juga sering menghindari konsumsi daging dan alkohol selama hari suci ini. Di beberapa negara, lampion diterbangkan sebagai simbol pencerahan dan harapan.
Aspek penting dalam Vesak adalah praktik mencari kebajikan (punya) dengan melepaskan burung atau hewan ke alam bebas, memberi derma, hingga melakukan kerja sosial. Namun praktik melepas hewan kini menuai perhatian ekologis, dan beberapa komunitas menggantinya dengan aksi yang lebih berkelanjutan seperti menjadi vegetarian sementara, membantu di tempat penampungan hewan, atau memberi berkah untuk hewan peliharaan.
Perayaan Waisak di Berbagai Negara :
Nama dan bentuk perayaan Vesak beragam di berbagai negara:
- India & Nepal: disebut Buddha Purnima atau Buddha Jayanti.
- Tibet: dikenal sebagai Saga Dawa Düchen dan diperingati selama sebulan penuh.
- Tiongkok: perayaan Fódàn meliputi ritual pelepasan hewan.
- Vietnam: disebut Phat Dan, diramaikan dengan lentera berbentuk teratai.
- Korea Selatan: diwarnai festival lampion Yeondeunghoe.
- Jepang: dikenal sebagai Hana Matsuri atau “Festival Bunga,” jatuh setiap 8 April.
- Taiwan: dirayakan pada minggu kedua Mei, bertepatan dengan Hari Ibu.
Di luar Asia, seperti di Amerika dan Eropa, waisak diperingati oleh diaspora umat Buddha dan komunitas Buddha lintas aliran secara inklusif. Di beberapa tempat, perayaan ini turut dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas universal dalam gerakan New Age.
Waisak bukan hanya peringatan atas sosok Buddha, tetapi juga ajakan untuk melakukan kebaikan dan merefleksikan nilai-nilai luhur: welas asih, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Di tengah dunia yang penuh gejolak, pesan damai Vesak menjadi lentera batin yang terus menyala dalam diri setiap pencari kebijaksanaan.
Baca Juga: India dan Pakistan Sama-Sama Klaim Menang Usai Gencatan Senjata
Editor: Redaktur TVRINews