Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai pemerintah perlu segera mengevaluasi dua sektor penting, yakni pariwisata dan industri manufaktur, agar tidak kehilangan momentum dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam rapat kerja bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Pariwisata di Senayan, Rabu, 3 September 2025, Novita mengkritisi pengelolaan desa wisata yang dinilainya masih kalah bersaing dengan destinasi serupa di Thailand, seperti Chiang Mai.
“Digitalisasi pariwisata kita masih tertinggal jauh. Negara lain sudah menggunakan platform dengan fitur Artificial Intelligence (AI) untuk promosi dan manajemen wisata, sementara kita belum memiliki rencana terperinci,” kata Novita dalam keterangan tertulis yang diterima oleh tvrinews.com, Rabu, 3 September 2025.
Novita mendorong pemerintah membangun platform digital terintegrasi yang memanfaatkan teknologi AI untuk memperluas jangkauan destinasi lokal ke pasar internasional.
Di sektor industri manufaktur, ia menyoroti arah pembangunan yang kabur, regulasi yang kerap berubah, serta maraknya produk impor ilegal.
“Industri kecil dan menengah sulit berkembang tanpa insentif nyata dari negara, apalagi jika produk impor ilegal dibiarkan membanjiri pasar,” ujar Novita.
Novita juga menekankan perlunya koordinasi lintas kementerian agar program tidak tumpang tindih. Menurutnya, Kementerian Perindustrian harus diberi ruang lebih besar untuk fokus membangun industri manufaktur yang sehat.
Ia menegaskan penguatan pariwisata berbasis digital dan industri manufaktur yang tangguh adalah kunci menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Editor: Redaktur TVRINews