
Foto: Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan larangan bagi keluarga korban untuk terjun langsung dalam proses pencarian korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Langkah ini diambil menyusul desakan sejumlah keluarga santri yang belum ditemukan agar proses evakuasi dipercepat, serta keinginan mereka untuk membantu pencarian di lokasi kejadian.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto meminta keluarga untuk tidak memaksakan diri masuk ke area reruntuhan karena dapat mengganggu jalannya operasi penyelamatan.
“Kami mohon dukungannya. Jangan disibukkan hal-hal di luar pencarian dan pertolongan dengan tindakan kurang percaya kepada aparat atau ingin mengambil sendiri. Itu justru mengganggu proses pencarian,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Berdasarkan data BNPB per Jumat, 3 Oktober 2025, sebanyak 49 orang masih dinyatakan hilang berdasarkan absensi pondok pesantren. Hingga Jumat malam, petugas telah menemukan sembilan jenazah dari bawah reruntuhan mushala tiga lantai tersebut.
Suharyanto menjelaskan, saat ini tim gabungan memfokuskan pembersihan material besar dengan bantuan alat berat di titik utama reruntuhan yang berada di tengah kompleks bangunan.
“Dari hasil identifikasi tim, sudah diketahui titik-titik yang kemungkinan terdapat korban. Setelah pembersihan dilakukan secara masif, proses pengambilan bisa segera dilaksanakan,” katanya.
Ia menegaskan, seluruh petugas SAR gabungan telah bekerja maksimal selama 24 jam dengan dukungan peralatan lengkap.
Suharyanto juga mengimbau agar keluarga korban memberikan kepercayaan penuh kepada tim penyelamat yang berada di lapangan.
Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk saat para santri sedang melaksanakan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin, 29 September 2025.
Reruntuhan bangunan itu menimpa puluhan santri yang saat itu berada di dalam area tersebut.
Editor: Redaktur TVRINews