Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Sejalan dengan tujuan utama Merdeka Belajar pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) 2024 yang dirangkai melalui peluncuran “Sastra Masuk Kurikulum”, aktivitas literasi, serta berbagi buku untuk masyarakat.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program “Sastra Masuk Kurikulum”. Peluncuran ini menandai komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi murid yang menjadi salah satu tujuan utama dari gerakan Merdeka Belajar.
Hal ini Mendikbudristek menyampaikan, peringatan Harbuknas tahun ini menjadi momentum penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka yang kini telah diterapkan secara nasional. Menurutnya, kehadiran sastra dalam pembelajaran telah berlangsung pada sebagian kelas namun terbatas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
“Melalui program ini, kami mendorong guru untuk memanfaatkan karya-karya sastra yang sudah dikurasi sebagai bahan ajar berbagai mata pelajaran, tidak hanya Bahasa Indonesia. Namun, guru tetap perlu mendampingi proses pembacaan yang dilakukan murid sehingga dapat menggali nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra,”ungkap Nadiem dalam keterangan yang diterima tvrinews.com, Senin, 20 Mei 2024.
Lebih lanjut, Menteri Nadiem juga menjelaskan bahwa kemampuan literasi lebih dari sekadar bisa membaca, tetapi mampu mengolah informasi dan memahami makna yang terdapat dalam suatu teks.
“Kemampuan ini sangat diperlukan oleh anak-anak dalam tahapan pembelajaran dan menjadi bekal yang sangat berguna untuk kehidupan setelah menyelesaikan pendidikan formal,” jelas Nadiem.
Sejak tahun 2023, Kemendikbudristek melibatkan sastrawan, akademisi, dan 40 guru yang berasal dari berbagai daerah, baik sekolah swasta maupun sekolah negeri dalam menyusun kriteria kurasi buku yang disarikan dari Dimensi Profil Pelajar Pancasila. Ke depannya, pembelajaran di sekolah diharapkan dapat memberikan paradigma baru dalam pemanfaatan sastra di mana guru tidak serta merta memberi tugas kepada murid untuk membaca sastra, namun dapat merangkainya menjadi satu kesatuan pembelajaran yang lebih variatif.
“Saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kurator sastra atas kerja sama yang baik dan masukan yang telah diberikan selama proses pemilihan karya,” ucap Mendikbudristek.
Tak hanya itu, Nadiem juga mengatakan bahwa adanya dukungan terhadap pemanfaatan buku sastra mencerminkan komitmen Kemendikbudristek dalam memberikan bahan ajar yang bermutu kepada semua kalangan dan menciptakan ekosistem perbukuan yang sehat di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami berharap para kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, khususnya pelaku dunia sastra dan perbukuan dapat mendukung penuh inisiatif ini,” kata Nadiem.
Maka, Guru dan orang tua dapat menggunakan Panduan Rekomendasi Buku Sastra yang telah ditetapkan pada Keputusan Mendikbudristek Nomor 025/H/P/2024 tentang Penetapan Rekomendasi Buku Sastra pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Rangka Program Sastra Masuk Kurikulum di Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka.
Editor: Redaktur TVRINews