
Kemdiktisaintek Libatkan Perguruan Tinggi dalam Pemulihan Pascabencana di Sumatra
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sampai saat ini terus berupaya melibatkan perguruan tinggal dalam pemulihan pascabencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatra.
Melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), Kemdiktisaintek terus mengoordinasikan peran kampus agar hadir langsung membantu masyarakat terdampak, tidak hanya pada masa tanggap darurat, tetapi juga dalam proses pemulihan berkelanjutan.
Selain itu,!sivitas akademika berkontribusi sesuai keahlian masing-masing, mulai dari penyaluran bantuan logistik, layanan kesehatan, hingga pendampingan sosial.
Perguruan tinggi berperan sebagai penghubung antara kebutuhan masyarakat di lapangan dengan dukungan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya.
Di Sumatra Barat, tim dari Universitas Negeri Padang turun langsung ke wilayah terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Agam. Kunjungan lapangan dilakukan untuk memastikan bantuan yang disalurkan tepat sasaran, terutama kebutuhan dasar warga yang terdampak.
Selain logistik, bantuan juga diarahkan untuk mendukung pemulihan aktivitas pertanian dan rumah tangga masyarakat.
Sementara itu, di Aceh, Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh menghadirkan layanan kesehatan keliling di Kecamatan Muara Batu.
Pemeriksaan kesehatan difokuskan pada kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Selain layanan medis, tim juga memberikan edukasi kepada orang tua terkait kesehatan anak, pencegahan penyakit, serta pemenuhan gizi, sebagai bagian dari upaya pemulihan jangka menengah.
Kolaborasi lintas perguruan tinggi turut terlihat dalam pembukaan akses menuju lokasi pengungsian yang sebelumnya terisolasi.
Relawan dari Universitas Teuku Umar, Universitas Gadjah Mada, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe bergotong royong membuka jalur menuju beberapa kampung terdampak.
Di lokasi tersebut, posko kesehatan darurat didirikan dan bantuan logistik disalurkan untuk mendukung kebutuhan warga.
Di wilayah Sumatra Utara, keterlibatan kampus juga diarahkan pada layanan kesehatan dan pendampingan psikososial. Tim dari Universitas Islam Indonesia bersama Ikatan Keluarga Alumni memberikan layanan pemeriksaan kesehatan dasar kepada warga pengungsian di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain menangani keluhan kesehatan, tim juga melakukan identifikasi warga yang membutuhkan rujukan lanjutan.
Upaya pemulihan turut diperkuat dengan dukungan infrastruktur. Di Kabupaten Bireuen, Aceh, pembangunan Jembatan Bailey Krueng Tingkeum telah rampung dan mulai difungsikan.
Infrastruktur ini memulihkan akses transportasi warga serta memperlancar distribusi bantuan ke wilayah terdampak.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, menyampaikan bahwa kementerian bergerak cepat begitu menerima laporan bencana yang terjadi di tiga wilayah.
Menurutnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto langsung menginstruksikan seluruh jajaran untuk melakukan konsolidasi dan memetakan kebutuhan mendesak di lapangan.
“Begitu informasi masuk, Pak Menteri langsung mengaktifkan koordinasi internal. Satgas yang dipimpin Pak Dirjen segera turun, dan alhamdulillah respons awal bisa dilakukan dengan cepat,” kata Fauzan dalam rapat tersebut.
Kemendiktisaintek menyiapkan dua tahap penanganan yakni penanggulangan darurat dan tahap pemulihan.
“Tahap darurat ditargetkan berlangsung hingga 31 Desember 2025, dengan fokus pada penyaluran logistik, pelayanan kesehatan darurat, hingga pemenuhan kebutuhan dasar bagi mahasiswa serta tenaga pendidik yang terdampak,” ucapnya
“Tahap pemulihan kami mulai pada Januari 2026. Fokusnya rehabilitasi jangka menengah, pemulihan ekonomi berkelanjutan bagi warga kampus yang terdampak, perbaikan sanitasi, hingga edukasi mitigasi bencana. Infrastruktur pendidikan seperti jembatan akses kampus juga menjadi perhatian kami,” sambung Fauzan.
Ia menegaskan bahwa langkah kementerian tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari respons lintas-kementerian dan lembaga, termasuk dukungan sosial dari organisasi masyarakat serta pemerintah daerah.
Editor: Redaksi TVRINews
