
Alasan Nadiem Pilih Laptop Chromebook Karena Lebih Murah
Penulis: Lina Sim
TVRINews, Jakarta
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa pengadaan laptop Chromebook merupakan bagian dari strategi mitigasi krisis pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada 2020.
“Di tahun 2020, krisis pandemi Covid-19 bukan hanya krisis kesehatan, tapi juga jadi krisis pendidikan. Kemendikbudristek harus melakukan mitigasi dengan secepat dan seefektif mungkin agar hilangnya pembelajaran bisa kita tekan,” kata Nadiem dalam konferensi pers di The Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/6/2025)
Selain itu, Nadiem mengungkap alasannya memilih chromebook karena sudah melalui kajian dari sisi harga dan spesifikasinya. Satu hal yang menjadi catatan penting, harga Chromebook lebih murah dibanding laptop lainnya.
"Dan satu hal yang sangat jelas pada saat saya mencerna laporan ini adalah dari sisi harga Chromebook itu kalau speknya sama selalu 10-30% lebih murah, dan bukan hanya itu saja operating systemnya Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar, dan bisa berbayar sampai Rp 1,5 sampai Rp 2,5 juta tambahan," katanya.
Selain itu, Nadiem melanjutkan, penggunaan laptop Chromebook ini dinilai lebih mudah untuk diawasi. Sehingga, guru-guru bisa memantau kegiatan siswa yang memakai laptop tersebut.
"Kontrol terhadap aplikasi yang bisa ada di dalam Chromebook-Chromebook ini untuk melindungi murid-murid dan guru-guru kita dari pornografi, judi online, dan digunakan untuk gaming dan lain-lain. Itu bisa terjadi tanpa biaya tambahan lagi," jelasnya.
Berbagai alasan tersebutlah yang menurut Nadiem membuat Kemendikburistek menggunakan Chromebook sebagai laptop untuk program digitalisasi pendidikan. Ia menambahkan, Chromebook dalam hal ini juga bisa digunakan secara offline meski fiturnya terbatas.
Nadiem Makarim juga membantah anggapan yang menyebut laptop Chromebook tak cocok dipakai di sekolah.
Menurut Nadiem , sudah ada uji coba penggunaan laptop Chromebook di sekolah yang dilakukan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Namun, uji coba tersebut dilakukan sebelum ia menjabat sebagai Mendikbudristek.
"Saya ingin klarifikasi, memang ada uji coba Chromebook yang terjadi sebelum masa kementerian saya dan uji coba tersebut itu dilakukan di daerah 3T," kata Nadiem.
Nadiem menyatakan kebijakan pengadaan besar yang dikeluarkannya juga didapat setelah kajian secara detail dan hati-hati.
Baca Juga: Laptop Rp 9,9 Triliun Disorot, Eks Stafsus Nadiem Akhirnya Hadir di Kejagung
Editor: Redaksi TVRINews