
KemenP2MI Petakan Jawa Tengah sebagai Basis PMI Berbasis Kompetensi
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jawa Tengah
Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) memetakan Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu basis utama pekerja migran Indonesia (PMI) yang kuat dan berbasis kompetensi. Pemetaan ini dilakukan seiring penguatan kebijakan penempatan PMI ke berbagai negara tujuan, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
Direktur Jenderal Penempatan KemenP2MI, Ahnas, menyebut PMI asal Jawa Tengah memiliki karakter yang solid, terorganisasi, serta relatif mampu bertahan di negara tujuan.
Karakter tersebut dinilai menjadi modal strategis dalam penguatan kebijakan penempatan PMI berbasis pendidikan dan standar kompetensi kerja. Hal itu disampaikan saat audiensi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Kantor BP3MI Jawa Tengah, Senin, 29 Desember 2025.
"PMI asal Jawa Tengah mudah dikenali karena memiliki pola kelompok yang kuat, termasuk di Amerika dan Eropa," ujar Ahnas dalam keterangan tertulis, dikutip dari siaran pers yang diterima tvrinews.com, Selasa, 30 Desember 2025.
Ahnas menjelaskan, KemenP2MI saat ini mengarahkan kebijakan penempatan PMI, khususnya di sektor formal, dengan mengacu pada standar kompetensi kerja. Penempatan PMI ke berbagai negara, seperti Amerika, Afrika, Eropa, hingga sektor domestik, dirancang agar selaras dengan kebutuhan pasar kerja dan kemampuan tenaga kerja Indonesia.
Selain sektor formal, KemenP2MI juga mulai menerapkan standar kompetensi bagi pekerja rumah tangga. Meski masih terdapat sejumlah sektor pengecualian, secara umum kebijakan penempatan PMI telah mengarah pada sistem kerja yang terukur dan berbasis kualitas.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, KemenP2MI memperkuat koordinasi dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) serta memperluas sosialisasi penempatan PMI berbasis kompetensi ke sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Tengah. Namun, Ahnas menegaskan bahwa program ini ditujukan bagi lulusan, bukan siswa yang masih berstatus pelajar.
"Kami fokus pada lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan, mengikuti pelatihan, penguatan bahasa, serta peningkatan keterampilan sebelum ditempatkan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KemenP2MI, Dwi Setiawan Susanto, menyampaikan bahwa minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri masih cukup tinggi dengan pilihan sektor yang semakin beragam.
"Peminat kerja ke luar negeri datang dari berbagai sektor, mulai dari hospitality, caregiver, hingga pengemudi truk," ucap Dwi.
Ia menambahkan, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Turki masih menjadi negara tujuan utama PMI. Ke depan, KemenP2MI juga membuka peluang diversifikasi negara tujuan melalui pengembangan kerja sama dan skema penempatan baru.
Melalui penguatan penempatan berbasis kompetensi, KemenP2MI berharap kualitas PMI semakin meningkat, daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global semakin kuat, serta pelindungan terhadap PMI dapat berjalan lebih optimal.
Editor: Redaksi TVRINews
