Penulis: Alfin
TVRINews, Jakarta
Indonesia membuka 2025 dengan alarm krisis yang nyaris tak pernah berhenti. Dalam enam bulan pertama, rangkaian bencana alam, banjir besar, kebijakan kontroversial, hingga gejolak sosial dan politik silih berganti memenuhi ruang publik. Dari banjir terparah Jakarta sejak 2020, polemik LPG 3 kg, pengesahan UU Minerba, hingga kasus-kasus viral yang mengguncang kepercayaan publik, semester pertama 2025 menjadi potret padat dinamika bangsa di tengah tekanan krisis iklim dan transisi pemerintahan.
Paruh pertama 2025 menjadi periode padat peristiwa bagi Indonesia. Cuaca ekstrem yang memicu bencana beruntun, kebijakan pemerintah yang mengundang pro dan kontra, dinamika gerakan sipil, hingga kasus-kasus viral yang menyita perhatian publik, silih berganti membentuk wajah Indonesia sepanjang Januari hingga Juni 2025.
Berikut, kaleidoskop Indonesia Semester I 2025: Bencana, Kebijakan Kontroversial, dan Riak Sosial yang Tak Pernah Reda
Cuaca Ekstrem dan Bencana Jadi Penanda Awal Tahun
Tahun 2025 dibuka dengan tekanan berat dari alam. Sejak Januari, hujan ekstrem, banjir, longsor, dan banjir rob terjadi hampir merata di berbagai wilayah, terutama Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak awal mengingatkan masih aktifnya dinamika iklim global, termasuk pengaruh Angin Monsun Asia dan bibit siklon tropis 97S.
Tragedi besar terjadi pada 21 Januari 2025 ketika longsor melanda Kabupaten Pekalongan dan wilayah lain di Jawa Tengah, menewaskan 18 orang dan menyebabkan belasan lainnya hilang. Dalam satu bulan pertama, banjir mendominasi ratusan kejadian bencana nasional.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 306 kejadian bencana sepanjang Januari 2025. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan tingginya frekuensi bencana tersebut.
"Rekapitulasi dari kejadian bencana dalam bulan pertama tahun 2025, bahwa dalam satu bulan kita sudah mencatat, BNPB sudah mencatat 306 kali kejadian bencana. Jadi dari tanggal 1 Januari sampai kemarin tanggal 2 Februari 2025 ada 306 kali bencana, artinya satu hari, rata-rata 10 kali kejadian bencana yang cukup sering," kata Abdul Muhari, Senin, 3 Februari 2025.
Banjir besar melanda Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sumatra dan Kalimantan. Di Cirebon, Jawa Barat, banjir setinggi 150 sentimeter merendam lebih dari 7.000 rumah. Sementara banjir rob juga rutin menggenangi pesisir Jakarta Utara dan pantai utara Jawa Tengah sepanjang Januari.
Dinamika Sosial: Dari Aksi Heroik hingga Kasus Kriminal Viral
Di tengah situasi darurat bencana, perhatian publik juga tertuju pada peristiwa sosial yang viral. Aksi heroik warga dan pegawai Pemkot Tasikmalaya menggagalkan perampokan minimarket di Jalan Aboh pada 10 Januari 2025 menyedot perhatian nasional.
Pelaku berinisial WP (33) mengaku nekat merampok karena terdesak masalah ekonomi. Kepala Polsek Indihiang Polres Tasikmalaya Kota, Kompol Haji Iwan, membenarkan kejadian tersebut.
"Ya benar tadi pagi ada kejadian itu. Kini kasusnya telah dilimpahkan ke Sareskrim Polres Tasikmalaya Kota guna penyelidikan lebih lanjut," ujar Kompol Haji Iwan, Kamis, 9 Januari 2025.
Memasuki April, publik kembali diguncang oleh kasus pelecehan seksual di KRL Tanah Abang yang viral di media sosial. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, mengecam keras peristiwa tersebut.
“Peristiwa ini kembali menjadi alarm bahwa ruang publik masih belum sepenuhnya aman, khususnya bagi perempuan dan kelompok rentan,” ujar Menteri PPPA Arifah Fauzi, Sabtu, 12 April 2025.
KAI Commuter memastikan pelaku telah ditangkap dan dilarang menggunakan layanan KRL selamanya. Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal, menjelaskan penangkapan dilakukan melalui sistem video analitik.
"Jadi dia kemarin ketangkap di relasi Rangkasbitung sampai Tanah Abang. Jadi di stasiun yang berbeda. Sudah diserahkan ke pihak kepolisian, dan sudah dilaporkan, dan juga oleh si korban (dilaporkan-red) kemarin malam," ujar Broer Rizal, Selasa, 15 April 2025.
Kebijakan Publik di Bawah Sorotan
Awal Januari 2025 juga menandai dimulainya Program Makan Bergizi Gratis (MBG), program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini mulai berjalan pada 6 Januari dengan target awal jutaan penerima manfaat, melibatkan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan UMKM lokal.
Menjelang akhir Januari, evaluasi 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran ramai diperbincangkan. Dalam sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya tonggak awal pemerintahan.
"Tanggal 20 Oktober lalu, kemudian Saudara-saudara dilantik besok harinya tanggal 21, para wamen sorenya. Jadi kita resmi menjalankan mandat dari rakyat 3 bulan. Untuk itu, walaupun sebetulnya saya tidak pernah bekerja dengan target ratusan hari atau bulanan, tapi bagaimanapun itu suatu tonggak, suatu tahap yang kita selesaikan," kata Presiden Prabowo.
Februari 2025 diwarnai polemik kebijakan pembatasan penjualan LPG 3 kg yang hanya boleh dijual di pangkalan resmi. Antrean panjang dan keluhan warga merebak di berbagai daerah. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia turun langsung melakukan sidak.
"Kami ingin memastikan tidak ada permainan harga. Semua pangkalan wajib menjual LPG 3 Kg sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah," tegas Bahlil, Rabu, 5 Februari 2025.
Di bulan yang sama, DPR RI mengesahkan revisi Undang-Undang Minerba, memicu kritik publik terkait dampak lingkungan dan tata kelola sumber daya alam.
Banjir Besar dan Krisis Tata Kota
Maret 2025 menjadi titik kulminasi bencana hidrometeorologi. Banjir besar melanda Jakarta dan Jabodetabek, disebut sebagai yang terparah sejak 2020. Lebih dari 250 titik tergenang, sedikitnya sembilan orang meninggal dunia, dan lebih dari 90.000 warga mengungsi.
BNPB mencatat total kerusakan dan kerugian akibat banjir ini mencapai Rp1,69 triliun. Isu krisis iklim, alih fungsi lahan, dan kegagalan tata kelola kota kembali mengemuka di ruang publik.
Dari Lebaran hingga Hari Buruh
April 2025 diwarnai arus mudik Lebaran dengan kepadatan tinggi, terutama di Tol MBZ. Namun, Polri mencatat penurunan angka kecelakaan lalu lintas.
"Turunnya 30 persen, itu turun jumlah kecelakaan," kata Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho, Selasa, 8 April 2025.
Fenomena supermoon kembali memicu banjir rob di pesisir, sementara Presiden ke-7 RI Joko Widodo melaporkan tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya.
Mei 2025 ditutup dengan peringatan Hari Buruh Internasional di Monas yang dihadiri lebih dari 200.000 buruh. Presiden Prabowo hadir langsung dan menegaskan pentingnya kesejahteraan pekerja.
“Saya punya teori ekonomi sederhana—jika masyarakat berpenghasilan rendah menerima penghasilan yang layak, maka mereka akan memiliki daya beli yang lebih besar,” ucap Presiden.
Namun, Mei juga diwarnai bencana mematikan, mulai dari longsor tambang di Cirebon hingga banjir bandang di Papua Barat.
Juni: Prestasi, Insiden, dan Alarm Keselamatan
Juni 2025 menghadirkan atmosfer berbeda lewat Indonesia Open Badminton di Istora Senayan, sekaligus kabar duka dari alam. Aktivitas erupsi Gunung Raung dan Semeru kembali meningkat. Publik juga menyoroti tewasnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.
Pemerintah Provinsi NTB bergerak membenahi sistem keselamatan pendakian. Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi, menyampaikan langkah awal pembentukan tim penyelamat profesional.
"Pak Gubernur sudah berkoordinasi dengan Pak Menhut bersama TNGR untuk membantu pembenahan di Gunung Rinjani," ujar Yusron.
Ia menambahkan,
“Pelatihan dilakukan selama 10 hari, pelatihan ini dibimbing oleh instruktur profesional bersertifikat nasional dan internasional yang tergabung dalam Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).”
Benang Merah Semester Pertama 2025
Paruh pertama 2025 menunjukkan satu benang merah yang kuat: Indonesia berada di persimpangan antara krisis iklim, tuntutan keadilan sosial, dan agenda pembangunan nasional. Cuaca ekstrem menguji kesiapan negara, kebijakan publik memantik perdebatan, sementara masyarakat sipil terus menjadi penyeimbang dalam ruang demokrasi.
Semester berikutnya akan menjadi ujian lanjutan—apakah pelajaran dari enam bulan pertama benar-benar direspons, atau sekadar menjadi catatan dalam kaleidoskop peristiwa.
Editor: Redaktur TVRINews
