Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Bengkulu
Pemerintah pusat terus mendorong percepatan pembangunan konektivitas antara Bengkulu dan Pulau Enggano. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, memimpin rapat koordinasi tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2025 di Bengkulu, Selasa (16/9/2025).
Pulau Enggano sebagai salah satu pulau terluar Indonesia menjadi perhatian pemerintah karena transportasi laut dan udara menjadi kunci utama mobilitas warga serta distribusi logistik. Menko Agus Harimurti menyatakan, kunjungannya ke Bengkulu sekaligus untuk melihat langsung progres pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
Sebelum memimpin rapat, Menko AHY meninjau aktivitas di Pelabuhan Pulau Baai, yang merupakan salah satu simpul penting dalam konektivitas Bengkulu–Enggano.
Instruksi Presiden, menurut Menko AHY, membutuhkan kerja terpadu dari seluruh pemangku kepentingan. Ia menyebut, percepatan pemulihan alur pelayaran merupakan salah satu capaian konkret yang sudah berhasil diwujudkan lebih awal dari jadwal.
“Pemulihan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai bisa dilakukan lebih cepat dari target. Semula ditargetkan 31 Agustus 2025, tetapi kapal sudah bisa melintas sejak 7 Juli 2025,” ujarnya.
Kapal pertama yang kembali beroperasi adalah KMP Pullo Tello yang melayani kebutuhan masyarakat Enggano. Hingga pertengahan September, tercatat sebanyak 400 gerakan kapal keluar masuk pelabuhan, termasuk kapal roro, perintis, kapal pengangkut BBM, dan kapal niaga.
Menko AHY menyebut capaian ini merupakan hasil dari kerja keras bersama lintas sektor. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa persoalan sedimentasi dan abrasi di sekitar pelabuhan masih harus menjadi perhatian.
Ia menegaskan, pemerintah akan melakukan normalisasi garis pantai serta memperkuat struktur dermaga guna mencegah pengeluaran biaya penanganan yang berulang setiap tahun.
“Langkah yang diambil harus berorientasi jangka panjang. Jangan sampai masalah yang sama terus terjadi dan membebani anggaran. Kita perlu membangun sistem yang berkelanjutan,” jelasnya.
Selain penguatan pelabuhan, sejumlah capaian lain juga telah diraih. Listrik di Pulau Enggano kini telah beroperasi 24 jam dengan cadangan daya mencukupi hingga 60 hari. Jaringan telekomunikasi di Desa Banjarsari telah aktif sejak 4 Agustus 2025, dan frekuensi penerbangan dari Bengkulu ke Enggano meningkat dari dua menjadi empat kali per minggu.
Menko AHY menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berbicara tentang sarana fisik, tetapi juga harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Pembangunan ini harus mampu menghadirkan harapan dan semangat baru bagi masyarakat Enggano. Negara harus benar-benar hadir dan dirasakan manfaatnya oleh warga,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa peningkatan konektivitas ini membuka banyak peluang di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, layanan kesehatan, hingga pariwisata.
“Dengan kapal berkapasitas lebih besar, distribusi logistik menjadi lebih lancar. Ini juga memungkinkan hadirnya layanan kesehatan yang lebih baik serta pengembangan ekonomi baru di wilayah Enggano,” katanya.
Menko AHY menutup pernyataannya dengan mengapresiasi kerja sama lintas sektor yang telah terbangun. Ia menyebut sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN menjadi kunci keberhasilan program konektivitas ini.
“Kita akan terus kawal sampai tuntas. Harapannya, pembangunan ini benar-benar memberikan dampak positif dan kesejahteraan bagi masyarakat Bengkulu dan Enggano,” tutupnya.
Editor: Redaktur TVRINews