
Dari MBG, Ibu Tunggal di Tangsel Bisa Sekolahkan Anak dan Hidupi Keluarga
Penulis: Alfin
TVRINews, Tangsel
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberikan asupan bergizi bagi anak sekolah, tetapi juga menjadi sumber penghidupan penting bagi ribuan pekerja dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Maria Sudilaksana Mega, ibu tunggal berusia 42 tahun yang kini hamil enam bulan, merasakan manfaat besar dari program ini.
Sejak berpisah dengan suaminya tujuh bulan lalu dan mengetahui kehamilannya, Mega mengaku sangat terbantu oleh pekerjaan di dapur MBG Tangerang Selatan, saat ditemui di Tangsel pekan ini.
“Sedih lah saya. Saya enggak tahu mau kerja di mana lagi untuk menghidupi anak-anak saya. Mana saya baru saja berpisah dengan suami saya tujuh bulan lalu dan baru tahu kalau ternyata saya hamil,” ucap Maria Sudilaksana Mega, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat, 3 Oktober 2025.
Mega bertugas sebagai juru racik, menyiapkan bahan makanan dan bumbu sebelum dimasak. Ia bekerja bersama 46 orang lain di dapur yang memproduksi 3.300 porsi makanan setiap hari untuk anak-anak sekolah. Pembagian tugas di dapur MBG meliputi kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, tim persiapan, juru masak, tim pemorsian, pengemasan, distribusi, hingga pencuci peralatan.
Khawatir pekerjaan akan berhenti setelah diketahui hamil, Mega bersyukur pengelola tetap memperbolehkan bekerja dengan jadwal shift yang lebih ringan. “Pas saya hamil, saya selalu masuk shift siang (13.00–21.00 WIB),” ujarnya.
Program MBG menjadi penopang bagi Mega dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan pendidikan anak-anaknya. “Alhamdulillah saya bisa menyekolahkan anak saya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Ia juga merasa bangga bisa ikut menyiapkan makanan bergizi, termasuk untuk anaknya yang kini duduk di kelas 4 SD. “Saya bangga dikasih amanat untuk bekerja di sini. Kepada Bapak Presiden, saya ingin menyampaikan banyak terima kasih sudah memberikan makanan bergizi untuk anak-anak saya, juga anak-anak lainnya,” ungkap Mega.
Saat mendengar desakan agar MBG dihentikan sementara akibat sejumlah insiden keamanan pangan, Mega menolak keras. Baginya, program ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan penyelamat hidup.
Mega selalu mengajarkan anak-anaknya untuk menghargai makanan. “Saya bilang, tolong hargai ibumu dan orang-orang yang sudah masakin kamu. Mereka bekerja dari jam satu malam. Jadi habiskan makanannya. Kalau ada yang enggak suka, bawa pulang. Jangan pernah sia-siakan makanan,” pungkas Mega.
Editor: Redaktur TVRINews