
Basarnas Klarifikasi Evakuasi Juliana di Rinjani: Kami Sudah Maksimal
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Badan SAR Nasional (Basarnas) menegaskan proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh di Gunung Rinjani telah dilakukan secara maksimal. Klarifikasi ini disampaikan menyusul munculnya kritik terkait dugaan lambatnya proses evakuasi korban.
"Basarnas sebagai perwakilan pemerintah sudah bergerak sejak hari pertama setelah menerima laporan," ujar Kepala Biro Humas dan Umum Basarnas, Hendra Sudirman, kepada wartawan, dikutip Jumat 27 Juni 2025.
Juliana dilaporkan jatuh ke jurang pada Sabtu pagi 21 Juni 2025. Tim SAR langsung dikerahkan menuju lokasi. Namun, medan berat dan kontur jurang yang sulit dijangkau membuat proses evakuasi memakan waktu.
"Kalau dilihat dari atas lewat drone, kelihatan rata. Tapi ketika kami tiba langsung di lokasi, kontur aslinya jauh lebih ekstrem," jelas Hendra.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan akan mengevaluasi sistem pendakian di Gunung Rinjani, agar insiden serupa tak terulang. Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti, menepis anggapan bahwa evakuasi berjalan lambat karena kurangnya kesiapan.
"Kami tegaskan, bukan karena personel tak sigap. Tapi cuaca yang berubah-ubah dan medan yang ekstrem menyulitkan upaya evakuasi," ucap Indah.
Ia menyebut Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal bahkan sudah mengupayakan bantuan helikopter dari PT Amman Mineral. Namun, karena cuaca buruk, opsi udara tak bisa dijalankan.
Komandan Brimob pun turut terjun langsung membantu proses evakuasi bersama Basarnas dan tim gabungan lainnya. Setelah tiga hari pencarian, jenazah Juliana ditemukan Selasa 24 Juni 2025, di kedalaman 600 meter dari titik jatuh.
Jenazah kemudian ditandu dari pos Pelawangan menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) karena jalur udara tidak memungkinkan. Proses panjang ini menjadi pengingat pentingnya peningkatan sistem keamanan dan regulasi pendakian di destinasi wisata alam berisiko tinggi seperti Rinjani.
Editor: Redaktur TVRINews