
Banjir dari Sungai Kapuas Lumpuhkan Tiga Desa
Penulis: Fityan
TVRINews – Kapuas, Kalimantan Tengah
Tiga desa di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, kini tengah berjuang melawan genangan air yang tak kunjung surut. Luapan sungai akibat curah hujan tinggi sejak pertengahan April lalu, memaksa ribuan warga bertahan dalam kondisi serba terbatas, sementara akses jalan dan fasilitas umum perlahan lumpuh.
Banjir yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir telah merendam ratusan rumah di Desa Palangkau Lama dan Palangkau Baru di Kecamatan Kapuas Murung, serta Desa Dadahup di Kecamatan Dadahup. Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas menunjukkan bahwa total ada lebih dari 4.100 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
“Laporan terakhir menyebutkan bahwa banjir mulai melanda sejak tanggal 19 April di dua desa, dan 2 April di Desa Dadahup. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 hingga 200 sentimeter,” ungkap Ahmad M. Saribi, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kapuas, dalam keterangan resminya pada Jumat (2/5).
Tak hanya merendam rumah-rumah warga, air juga menenggelamkan sejumlah fasilitas umum. Di Desa Palangkau Lama, tercatat 64 rumah dan 7 fasilitas umum tergenang. Sementara itu, Desa Palangkau Baru dan Dadahup mengalami kerugian serupa dengan puluhan rumah dan fasilitas publik turut terdampak.
Aktivitas Warga Masih Normal, Tapi Akses Terputus :
Meski genangan air terus bertahan, aktivitas sebagian warga masih berjalan seperti biasa. Namun, beberapa akses penting terputus, termasuk jalur jalan umum di Palangkau Lama dan feri penyeberangan dari Palangkau Baru ke Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Banjir kali ini tak hanya disebabkan oleh hujan deras, namun juga diperparah oleh pasang surut daerah aliran sungai (DAS) Kapuas yang memicu naiknya debit air secara tiba-tiba.
Kebutuhan Mendesak: Sembako, Obat hingga Kebutuhan Bayi :
Dalam kondisi darurat ini, warga sangat membutuhkan pasokan bahan makanan siap saji, pakaian layak pakai, perlengkapan tidur, obat-obatan, hingga kebutuhan bayi seperti susu, popok dan makanan pendamping ASI.
Tim Reaksi Cepat BPBD telah turun langsung ke lapangan untuk melakukan pendataan dan memberikan imbauan kepada warga terkait penggunaan alat elektronik dan potensi ancaman dari binatang buas di sekitar permukiman yang tergenang.
Baca Juga: Menteri Ara Serahkan 100 Kunci Rumah Subsidi untuk Buruh
Editor: Redaktur TVRINews
